Langganan

Warga Wonogiri Buktikan Hilirisasi Produk Pertanian Bisa Sangat Menguntungkan

by Muhammad Diky Praditia  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 14 Juli 2024 - 18:26 WIB

ESPOS.ID - Produk susu kambing buatan peternak kambing perah di Desa Kopen, Jatipurno, Wonogiri, Septiana, 27. Foto diambil Selasa (9/7/2024). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Esposin, WONOGIRI — Sejumlah warga Wonogiri berhasil membuktikan dengan kreativitas mereka bahwa usaha hilirisasi hasil pertanian bisa menghasilkan keuntungan. Hilirisasi merupakan usaha mengolah hasil pertanian menjadi produk siap konsumsi.

Dengan hilirisasi produk pertanian pangan, perkebunan, hortikultura, hingga peternakan tidak dijual mentah, melainkan sudah menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi lebih tinggi.

Advertisement

Hilirisasi produk pertanian dan peternakan itu sudah terbukti bisa dilakukan sejumlah warga desa di Kabupaten Wonogiri meski dalam skala kecil. Salah satunya, peternak kambing perah di Desa Kopen, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, Septiana, 27.

Setiap hari perempuan muda itu bisa memerah sekitar 10 liter susu dari tujuh kambing yang dia ternak. Susu yang dihasilkan tidak serta merta dia jual mentah kepada konsumen atau ke pabrik.

Advertisement

Setiap hari perempuan muda itu bisa memerah sekitar 10 liter susu dari tujuh kambing yang dia ternak. Susu yang dihasilkan tidak serta merta dia jual mentah kepada konsumen atau ke pabrik.

Sebagian dari susu itu dia olah sendiri hingga menjadi produk susu kemasan botol. Ada susu kemasan murni, ada pula yang berperisa. Dengan menjual susu kemasan yang sudah melalui proses pasteurisasi dan lainnya, dia bisa menjual susu itu seharga Rp5.000/botol ukuran 200 milliliter.

Dengan harga itu, Septi mengaku mendapatkan untung lebih banyak. Apalagi untuk susu kemasan berperisa, kandungan susunya tidak 100%. Sebagian kandungannya berupa air, gula, dan perisa. Satu liter susu murni, bisa menjadi lebih dari lima botol kemasan.

Advertisement

Akan tetapi, laba yang didapatkan tetap lebih banyak jika produk susu itu menjadi produk kemasan alias sudah diolah. Septi pun lebih banyak menjual susu kambingnya itu langsung ke konsumen ketimbang ke pabrik pengolahan susu.

Harga Jual Lebih Tinggi

“Lebih untung kalau jual sendiri ke konsumen langsung. Dikemas botol. Ada yang diberi perisa agar anak-anak juga suka. Kalau dewasa biasanya suka susu botol murni karena untuk pengobatan,” ujar Septi kepada Esposin, Minggu (14/7/2024).

Contoh keberhasilan usaha bidang pertanian lainnya ditunjukkan warga Desa Slogoretno, Kecamatan Jatipurno, Suparmanto. Ia melakukan hilirisasi jahe yang banyak ditanam warga desa setempat.

Dia mengolah jahe yang dicampur dengan daun kelor hingga menjadi minuman bubuk ukuran 250 gram seharga Rp25.000/kemasan. Menurutnya, 1 kg jahe paling sedikit bisa dibuat empat kemasan. Biaya produksi 1 kg jahe hanya Rp150.000. Sementara omzetnya sekitar Rp300.000. Ia memberi brand produknya Jahe Moringa.

Advertisement

“Kalau harga jahe murah, untungnya bisa lebih banyak. Tetapi kalau harganya seperti sekarang, Rp25.000/kg, ya katakanlah bisa dapat minimal 80% dari biaya produksi,” ujar Suparmanto yang juga Kepala Desa Slogoretno itu.

Menurutnya, hilirisasi produk pertanian sangat mungkin dilakukan di desa. Hal tersebut justru bisa semakin mudah karena bahan mentahnya itu dihasilkan di desa pula. Warga hanya perlu belajar mengolah dan mengemas sedemikian rupa agar menarik bagi pasar.

Apa yang dilakukan Suparmanto itu juga dilakukan beberapa warga desa setempat. Hanya, mereka membuat kemasan jahe bubuk itu saat ada pesanan. “Kalau saya produksi terus, ya walaupun pasarnya belum luas. Masih dijual ke teman-teman dan sekeliling rumah. Tetapi produk Jahe Moringa ini sering ikut pameran UMKM,” kata dia.

Advertisement

Usaha pengolahan produk pertanian juga dilakukan Arin Herlawati Wijaya. Dia membuat brownies dari singkong menjadi brownies tiwul. Produknya pun diberi jenama Brownies Thiiwwol. Ia membuat brownies tiwul basah dan kering.

Menekan Impor

Warga Ngadirojo itu mulai membuat brownies berbahan singkong sejak 2019. Itu bermula dari keprihatinannya dengan harga jual singkong yang hanya Rp800/kg kala itu. Dia kemudian berinisiatif mengolah singkong itu menjadi brownies. Harga brownies yang dia jual bervariasi mulai dari Rp20.000/boks—Rp35.000/boks bergantung ukuran.

Diberitakan Esposin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendorong upaya hilirisasi pertanian karena akan memberi dampak positif bagi kesejahteraan petani. Hal ini juga merupakan langkah krusial yang harus dilakukan karena akan menekan impor.

“Hilirisasi di bidang pertanian menjadi langkah krusial dalam meningkatkan nilai tambah produk, menekan impor, serta membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan industri terkait,” kata Amran seusai panen jagung bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kelurahan Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (2/5/2024).

Amran menyampaikan hilirisasi juga diharapkan dapat mengurangi fluktuasi harga yang sering menjadi masalah di sektor pertanian, khususnya saat musim panen raya tiba.

Menurutnya, hilirisasi merupakan langkah strategis yang harus dipercepat, terutama untuk komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Wonogiri mencatat mayoritas penduduk desa di Kabupaten Wonogiri bekerja di sektor pertanian dan peternakan, yakni mencapai 40,5%.

Struktur ekonomi kabupaten ini bahkan ditopang sektor pertanian dengan sumbangan produk domestik regional bruto mencapai 28,16% pada 2023. Pada waktu yang sama, sektor ini pula yang menyumbang angka kemiskinan tertinggi berdasarkan sektor pekerjaan yaitu hampir 30%.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif