Langganan

Live Music Monpers Obati Kerinduan Penggemar Musik Keroncong Kota Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 22 September 2024 - 11:51 WIB

ESPOS.ID - Ratusan penonton menyaksikan penampilan grup musik Keroncongisasi pada gelaran Live Music Monumen Pers Nasional (Monpers) di pelataran Monpers Jl. Gajahmada No. 59 Timuran, Banjarsari, Solo. Sabtu (21/9/2024). (Espos.id/Candra Septian Bantara)

Esposin, SOLO -- Acara Live Music Monumen Pers Nasional (Monpers) berhasil mengobati kerinduan penikmat musik keroncong Kota Solo pada Sabtu (21/9/2024) malam. Digelar di pelataran Monpers Jl Gajahmada No 59 Timuran, Banjarsari, Solo, acara malam itu menyuguhkan penampilan memukau grup musik keroncong, Keroncongisasi.

Antusiasme tinggi penikmat musik dan warga lainnya sudah tampak bahkan sebelum live music itu dimulai. Meski kali ini menampilkan musik keroncong yang diidentikan musiknya orang tua, ternyata banyak juga kawula muda yang hadir malam itu.

Advertisement

Sambil menunggu pergelaran dimulai, para penonton baris dengan rapi untuk mendapatkan kupon wedangan gratis yang dibagikan panitia. Seusai mendapatkan menu khas angkringan dan segelas teh mereka bebas memilih tempat duduk yang telah disediakan.

Tampil selama kurang lebih tiga jam, Keroncongisasi berhasil mengajak penonton bernyanyi dan berjoget bersama. Lagu-lagu yang mereka bawakan pun cukup beragam mulai dari tembang keroncong klasik seperti Putri Solo ciptaan Mus Mulyadi, Rek Ayo Rek karya Didi Kempot, hingga lagu dangdut ambyar dari Guyon Waton berjudul Dumes.

Advertisement

Tampil selama kurang lebih tiga jam, Keroncongisasi berhasil mengajak penonton bernyanyi dan berjoget bersama. Lagu-lagu yang mereka bawakan pun cukup beragam mulai dari tembang keroncong klasik seperti Putri Solo ciptaan Mus Mulyadi, Rek Ayo Rek karya Didi Kempot, hingga lagu dangdut ambyar dari Guyon Waton berjudul Dumes.

Grup musik yang dibentuk oleh seniman keroncong kenamaan, Sruti Respati, itu juga lihai mengajak penonton untuk berinteraksi sehingga membuat suasana malam itu jauh lebih hidup. Tak hanya mengabulkan beberapa permintaan lagu penonton, mereka juga mengajak setidaknya tiga penonton untuk bernyanyi bersama di panggung.

Semakin malam suasana di pelataran Monpers makin ramai. Setidaknya ada lebih dari 200 penonton yang duduk di kursi, lesehan hingga menonton dari seberang jalan. Semakin terasa spesial karena Sruti Respati juga hadir di tengah-tengah penonton dan berkenan menyumbang beberapa lagu seperti Tanah Airku dan Juwita Malam.

Advertisement

Penonton Lintas Generasi

“Sebagai penikmat keroncong, ini jadi semacam obat rindu karena jarang sekali ditemui konser musik keroncong di Solo akhir-akhir ini. Apalagi konsep acaranya di sini juga luar biasa keren bisa dinikmati bapak-bapak, ibu-ibu, hingga anak muda dengan latar museum dan dipadukan dengan angkringan sehingga kesan merangkulnya antargenerasinya dapat banget,” kata dia.

Perempuan asal Trenggalek, Jawa Timur, berharap acara seperti itu bisa lebih banyak digelar di banyak lokasi Kota Solo. Selain bisa jadi sarana promosi tempat-tempat tertentu, juga cara menggaet minat anak muda terhadap musik keroncong.

“Musik keroncong itu sebetulnya tidak ada batasan tertentu untuk menikmatinya, termasuk usia. Namun, jika keroncong ingin tetap eksis memang perlu memadukan dengan unsur modern seperti malam ini. Artinya selain membawakan lagu-lagu klasik juga lagu-lagu pop, ambyar, dan lainnya sehingga anak-anak muda seperti saya juga bisa ikut menikmati,” papar dia.

Advertisement

Sementara itu, Sruti Respi mengaku sangat bahagia dan bangga melihat musik keroncong malam itu masih diterima dan ditunggu-tunggu banyak penonton. Menurut, Sruti, momen paling menyenangkan malam itu ketika para penonton selalu memberikan tepuk tangan tiap grup musik bentukannya selesai membawakan lagu.

“Bagi seniman seperti saya arti tepuk tangan itu luar biasa besar, dan malam ini saya sangat bangga dan bahagia. Kenapa? Keroncong masih diterima dan dinanti-nantikan banyak orang,” kata dia.

Putri dari dalang kondang, almarhum Sri Joko Raharjo itu juga menyoroti banyaknya anak muda yang hadir malam itu. Menurutnya, ini menjadi tanda baik bagi musik keroncong untuk terus lestari.

Advertisement

Ditanya soal misi utamanya membentuk grup musik Keroncongisasi, dia menjelaskan tujuan utamanya menggemakan keroncong agar bisa melampaui batas usia, genre, dan disiplin. “Istilah kerennya adalah menyebarkan virus keroncong ke masyarakat luas,” imbuh dia.

Menjaga Musik Keroncong Tetap Relevan

Ke depan, dia berharap Live Music Monpers bisa terus digelar dan menjadi ruang bertumbuh grup-grup keroncong di Solo. Selain itu, lewat Keroncongisasi dia juga bertekad untuk tetap membuat musik keroncong tetap relevan dengan zaman dengan membawakan lagu-lagu lintas genre.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Monpers telah menggelar acara ini. Semoga bisa terus digelar dan menjadi ruang-ruang berkembang grup-grup musik keroncong di Kota Solo,” ungkap dia.

Sementara itu, Kasubag Umum Monumen Pers Nasional, Kuncoro Mahendro Suryo, mengatakan hadirnya kembali musik keroncong di live music malam itu adalah permintaan langsung dari masyarakat. Sebab, dalam beberapa edisi sebelumnya sudah diisi dengan genre musik lainnya seperti dangdut, rock, dan tembang kenangan.

"Pada live music edisi ke-9 kali ini kami memang menghadirkan kembali musik keroncong karena akar dari Live Music Monpers adalah keroncong. Apalagi sudah banyak masyarakat yang request dan semoga hadirnya Keroncongisasi bisa mengobati kerinduan mereka," kata dia.

Menurut Yoyok, sapaanya, meski keroncong dianggap sebagai musik orang tua atau bahkan kuno, malam itu seolah membuktikan anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, kata dia, acara kali ini banyak dihadiri anak-anak muda dan mereka tampak menikmati setiap alunan musik keroncong.

"Salah satu tujuan awal Live Music Monpers memang ingin memberikan warna baru pada event hiburan Kota Solo karena kami spesifik mengangkat musik keroncong. Kami bersyukur ternyata keroncong masih bisa diterima generasi muda," ujar dia.

Ditanya soal bocoran genre musik apa yang akan dihadirkan pada edisi live music berikutnya, Yoyok mengaku masih mendiskusikan dengan tim. Termasuk dengan mempertimbangkan pemintaan masyarakat baik yang lewat website maupun sosial media.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif