Langganan

Rayakan Ultah, Sedulur Dawet Bayat Klaten Bagikan Ribuan Gelas Dawet Gratis

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 6 Oktober 2024 - 15:25 WIB

ESPOS.ID - Warga antre mendapatkan dawet Bayat yang dibagikan gratis di Lapangan Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (6/10/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Esposin, KLATEN -- Paguyuban Sedulur Dawet Bayat (SDB) Klaten membagikan 4.000 gelas es dawet gratis di Lapangan Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (6/10/2024) pagi. Pembagian dawet gratis itu dilakukan untuk semakin membumikan kuliner khas di Kabupaten Klaten.

Pembagian ribuan gelas dawet Bayat itu juga untuk merayakan ulang tahun paguyuban pedagang dawet Bayat yang tergabung dalam Sedulur Dawet Bayat. Paguyuban itu terbentuk dengan tujuan untuk kegiatan sosial seperti menyalurkan infak dari sebagian rezeki yang diperoleh dari hasil jualan dawet.

Advertisement

Warga berbondong-bondong berdatangan ke Lapangan Desa Bogem untuk mendapatkan segelas dawet. Mereka kemudian menikmati minuman campuran cendol, santan, serta gula Jawa itu. Sajian tersebut pas dengan suasana pagi menjelang siang itu yang mulai terik.

Ribuan gelas dawet Bayat itu dibuat pada Minggu pagi dengan bahan baku cendol seberat 50 kg, tiga buah nangka berukuran besar, 200 buah kelapa untuk santan, serta 40 kg gula Jawa pilihan. Selain pembagian dawet gratis, ada penyaluran santunan untuk 24 anak yatim maupun yatim-piatu.

Advertisement

Selain itu, ada parade 40 sound system mini. Ketua Sedulur Dawet Bayat, Partisipasi, menjelaskan kegiatan itu digelar sebagai bentuk syukuran memperingati ulang tahun paguyuban. Ada 17 pedagang dawet Bayat yang tergabung dalam paguyuban itu.

Sementara, total warga Bogem yang berjualan dawet Bayat mencapai 40 orang. Mereka berjualan di berbagai daerah seperti Klaten, Jogja, Solo, hingga Gunungkidul.

Advertisement

Partisipasi mengungkapkan dawet Bayat berasal dari Bogem. Warga secara turun temurun meneruskan keahlian membikin cendol dan berjualan dawet Bayat ke berbagai daerah. Saking banyaknya pedagang dawet, di Bogem ada dukuh bernama Cendolan.

Cendol pada dawet Bayat memiliki ciri khas yang berbeda dengan dawet pada umumnya. Jika dawet lainnya menggunakan cendol dari bahan tepung beras, dawet Bayat menggunakan bahan pati onggok. Tekstur cendol Dawet Bayat berserat dan lebih kenyal.

Partisipasi mengungkapkan dari waktu ke waktu bahan untuk membuat cendol mengalami perubahan. Bahan pembuat cendol dawet Bayat itu mengalami perkembangan dari generasi ke generasi.

“Kalau simbah dulu cendol dari pati ganyong. Kemudian di generasi bapak saya menggunakan pati garut. Sekarang karena pati ganyong dan pati garut sudah langka, cendol terbuat dari pati onggok itu dari pohon sagu. Teksturnya hampir sama yakni berserat,” kata Partisipasi.

Partisipasi berharap dari kegiatan itu dawet Bayat kian dikenal dan para pedagang tetap eksis. “Ke depannya kami berharap tetap solid dan rezeki teman-teman semakin lancar,” kata Partisipasi.

Salah satu warga, Purwanti, 50, mengatakan dawet Bayat memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dawet dari daerah lain mulai dari cendol, kekentalan santan, hingga aroma. “Mudah-mudahan para pedagang semakin laris dan tetap mempertahankan rasa,” kata Purwanti.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif