Langganan

Pemberdayaan dan Pembangunan Gender Sukoharjo Melesat, Ini Datanya

by R Bony Eko Wicaksono  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 29 September 2024 - 09:09 WIB

ESPOS.ID - Etik Suryani (tengah) bersama para perempuan di salah satu wilayah di Sukoharjo sebelum dirinya cuti dari kedinasan sebagai Bupati Sukoharjo. Etik dikenal dekat dengan masyarakat dan memberi perhatian terhadap kepentingan perempuan. (Istimewa)

Esposin, SUKOHARJO–Indeks pemberdayaan dan pembangunan gender di Kabupaten Sukoharjo meningkat cukup signifikan selama tiga tahun terakhir atau selama kepemimpinan Bupati Etik Suryani.

Ini menunjukkan kesetaraan dan pembangunan manusia berbasis gender di Kabupaten Jamu berada pada tren positif. Hal tersebut tak terlepas dari kerja program pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak yang dijalankan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.

Advertisement

Fakta itu dapat dilihat dari Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Sukoharjo yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) Sukoharjo.

Sebagai informasi, IDG adalah ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perempuan dan laki-laki memiliki akses yang setara terhadap kesempatan ekonomi dan politik serta partisipasi dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan. Semakin tinggi angka IDG, semakin tinggi tingkat pemberdayaan dan kesetaraan gender di wilayah tersebut.

Advertisement

Sebagai informasi, IDG adalah ukuran yang digunakan untuk menilai sejauh mana perempuan dan laki-laki memiliki akses yang setara terhadap kesempatan ekonomi dan politik serta partisipasi dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang kehidupan. Semakin tinggi angka IDG, semakin tinggi tingkat pemberdayaan dan kesetaraan gender di wilayah tersebut.

Sedangkan, IPG adalah ukuran yang menunjukkan perbandingan capaian pembangunan manusia antara perempuan dan laki-laki. IPG mengukur dimensi dan variabel yang sama seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tetapi mengungkapkan ketidakadilan pencapaian antara perempuan dan laki-laki. IPG digunakan untuk menilai keberdayaan perempuan dan kontribusi pembangunan kepada perempuan.

Berdasar data BPS, IDG Sukoharjo pada 2021 tercatat 77,69%. Pada 2022, IDG Sukoharjo meningkat 1,47% menjadi 79,16%. Kemudian, IDG Sukoharjo terus meningkat menjadi 79,28%.

Advertisement

Etik Suryani menyampaikan selama memimpin Sukoharjo dia berupaya mengangkat derajat kaum perempuan agar sejajar dengan laki-laki. Melalui berbagai program pembinaan dan pelatihan perempuan sehingga bisa meningkatkan perekonomian keluarga. Kaum hawa juga diberdayakan dalam berbagai kegiatan keluarga berencana (KB), pencegahan stunting, hingga pelatihan perempuan bidang politik dan ekonomi.

Pada masa pandemi Covid-19 lalu, kelompok perempuan memiliki peran vital dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 selama hampir dua tahun. Mereka membuat hand sanitizer, masker, dan penutup wajah atau face shield. Mereka diberdayakan sehingga mendapat penghasilan yang berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan keluarga.

Tak bisa dimungkiri kaum perempuan memiliki andil besar dalam pencegahan stunting di Sukoharjo. Para kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dioptimalkan dalam pemberian makanan tambahan dan memantau perkembangan gizi anak balita di 167 desa/kelurahan.

Advertisement

“Pemerintah berupaya memenuhi hak atas perlindungan perempuan dan anak serta perspektif gender di berbagai bidang. Di Sukoharjo, sudah ada perempuan yang menjadi kepala daerah, kepala OPD, anggota legislatif. Peran kaum perempuan sudah pantas disejajarkan dengan laki-laki,” kata Etik sebelum cuti dari kedinasan sebagai Bupati Sukoharjo. Sebagai informasi, Etik cuti untuk menjalani kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sukoharjo 2024. Dia merupakan calon tunggal.

Upaya Pemkab Sukoharjo dalam pemberdayaan dan perlindungan perempuan diatur dalam Perda No. 8/2022 tentang Pengarusutamaan Gender. Percepatan kinerja pengarusutamaan gender (PUG) dan optimalisasi pemberdayaan perempuan dilakukan lintas sektoral.

Ada tujuh indikator kinerja dalam implementasi PUG yakni komitmen, kebijakan, kelembagaan, sumber daya dan anggaran, data dan informasi, alat analisis, dan peran serta masyarakat. Ketujuh indikator itu dikolaborasikan untuk mewujudkan pembangunan pemberdayaan perempuan dan PUG di Sukoharjo.

Advertisement

“Ini bukti nyata pemerintah mengakomodasi kaum perempuan di berbagai bidang. Baik dari sisi kebijakan, komitmen hingga penganggaran,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo, Budiarti Sri Rahayu, pekan lalu.

Budiarti menyampaikan Pemkab Sukoharjo menggandeng organisasi perempuan menginisiasi layanan Lembaga Penyedia Layanan Pemberdayaan Perempuan (LPLPP) sebagai upaya peningkatan kualitas perempuan. Pemberdayaan perempuan dilakukan dengan beragam pelatihan sesuai minat dan potensi. Misalnya pelatihan menjahit, membuat kue kering, hingga digital marketing.

Apabila ada perempuan yang menjadi korban kekerasan bisa melapor melalui satuan tugas (satgas) di masing-masing kecamatan.

“Pemkab Sukoharjo menerbitkan Perbup No. 24/2022 tentang Layanan Kesehatan Pemeriksaan Korban Kekerasan Anak dan Perempuan. Jadi, perempuan dan anak korban kekerasan bisa memeriksakan kesehatan di RSUD Ir Soekarno secara gratis. Ini berlaku bagi perempuan ber-KTP Sukoharjo atau sudah berdomisili di Sukoharjo minimal selama tiga bulan. Mereka tidak terkaver program jaminan sosial kesehatan. Karena itu, sekarang layanan pemeriksaan kesehatan ditanggung Pemkab Sukoharjo,” terang Budiarti.

Terpisah, Ketua Fatayat NU Kabupaten Sukoharjo, Siti Muslimah, terus mengoptimalkan anggota Fatayat NU yang tersebar di 167 desa/kelurahan untuk memberikan kontribusi terhadap pencegahan stunting. Mereka melakukan pendataan sekaligus melatih kelompok ibu-ibu mengolah makanan yang mengandung gizi.

Anggota Fatayat NU juga selalu terlibat dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pencegahan kekerasan perempuan dan anak. Mereka turut mendampingi dan memberikan advokasi terhadap korban kekerasan perempuan dan anak.

“Kami juga menggelar pelatihan kewirausahawan perempuan seperti membuat roti, menjahit, dan sabu cuci piring. Sehingga mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan setiap bulan,” ujar dia.


Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif