Langganan

Membatik hingga Fashion Show, Begini Kemeriahan Hari Batik di SMP dan SMK Solo

by Dhima Wahyu Sejati  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 14:49 WIB

ESPOS.ID - Para siswa mencanting membuat batik tulis dalam acara Mbatik Sareng Selaska di halaman SMPN 11 Solo, Rabu (2/10/2024).

Esposin, SOLO Hari Batik Nasional, 2 Oktober 2024, diperingati dengan meriah di sejumlah sekolah Kota Solo. Salah satunya SMPN 11 Solo yan mengadakan kegiatan membatik massal pada Rabu (2/10/2024) pagi.

Selepas mengikuti apel pagi, ratusan siswa SMPN 11 Solo langsung bergegas mengambil canting dan kain putih. Para siswa yang mengenakan baju batik itu kemudian memilih tempat yang teduh di halaman sekolah setempat.

Advertisement

Mereka membentuk kelompok. Lalu duduk melingkari kompor minyak kecil yang digunakan untuk memanaskan malam hingga mencair. Tangan para siswa mulai sibuk menciduk malam yang sudah mencair menggunakan canting. 

Dengan hati-hati dan teliti, mereka mulai proses mencanting di permukaan kain mori. Mereka mengikuti pola motif yang sebelumnya sudah digambar dengan pensil.

Motif yang digambar berupa fauna. Banyak siswa yang menggambar tumbuhan menjalar dan bunga. Tidak hanya para siswa, wali siswa pun mengikuti proses yang sama. 

Advertisement

Total terdapat 565 siswa dan 18 wali siswa mengikuti Mbatik Sareng Selaska di halaman SMPN 11 Solo, Jl Sungai Serang I No 313, Semanggi, Pasar Kliwon, Kota Solo, Rabu (2/9/2024). Kegiatan itu merupakan bagian dari perayaan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober.

Setelah selesai proses mencanting, para siswa kemudian bergegas mewarnai kain dengan teknik colet. Teknik itu cukup sederhana yakni dengan mewarnai kain secara langsung menggunakan kuas. 

Menyesuaikan Tren

Mereka menggunakan pewarna jenis remasol sehingga warna yang dihasilkan lebih cerah dan beragam. Setelah selesai mewarnai kain, terakhir ditambah dengan water glass agar warna tahan lama.

Proses membatik memerlukan waktu yang panjang. Masih ada proses lain seperti melorod, yakni proses menghilangkan lilin setelah selesai diwarnai. Baru setelahnya dicuci hingga bersih.

Advertisement

Siswa Kelas IX SMPN 11 Solo, Muhammad Rendhy Septiawan, 15, mengatakan melalui kegiatan membatik itu, ia bisa memaknai batik, tidak sekadar selembar kain, namun warisan budaya yang proses pembuatannya cukup lama.

“Saya juga belajar prosesnya seperti menggambar sketsa dulu, juga proses mencanting yang ternyata cukup sulit tapi saya mulai bisa. Kesulitannya memang di proses mencanting. Terus habis itu baru proses warna,” kata dia kepada Espos.

Baginya batik sangat penting. Rendhy mulai tertarik untuk melestarikan batik sebagai warisan budaya, salah satunya dari Solo. Terlebih batik, sejak 2009, batik sudah diakui UNESCO sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda.

“Kita-kita yang Gen Z ini sebetulnya bisa melestarikan batik dengan cara berkain. Kita bisa lihat kreator konten sekarang, anak-anak muda tentunya, yang memakai kain batik dan disesuaikan tren zaman sekarang,” kata dia.

Advertisement

Menurutnya, saat ini berkain dengan batik yang dipadukan busana modern sudah menjadi tren generasinya. Menurut Rendhy, berkain dengan batik adalah bentuk kepedulian dan upaya dari generasinya untuk melestarikan batik.

Bernilai Ekonomi

“Anak-anak muda sekarang kalau disuruh pakai batik pasti menyesuaikan style zaman sekarang dengan berkain. Jadi menurutku itu salah satu cara yang bisa diikuti Gen Z untuk melestarikan batik. Batik tidak melulu kuno, karena banyak model atau motif batik yang kekinian,” kata dia.

Salah satu motif favorit Rendhy adalah Batik Parang. Menurutnya, motif yang menyerupai huruf “S” itu identik dengan budaya kerajaan di Keraton Solo. Dia suka dengan kesan elegan dari motif Batik Parang.

Kepala SMPN 11 Solo, Benediktus Bimo Fitertika, mengatakan sebelum para siswa praktik membatik, mereka terlebih dahulu diberikan teori dari mulai sejarah, filosofi, jenis motif, teknik, hingga proses membuat batik. 

Advertisement

“Anak-anak belajar menggambar motif batik dasar, seperti geometris, flora, dan fauna. Mereka kemudian praktik langsung di kain, sudah kami mulai beberapa pekan lalu, hari ini tinggal meneruskan,” kata dia.

Salah satu motif yang diajar, kata Bomi, adalah Rojomolo. Dia menjelaskan Rojomolo diambil dari bentuk hiasan kapal Paku Buwono IV. Belakangan, perwujudan raksasa itu juga dijadikan ikon Kota Solo.

“Memang wujudnya raksasa, tapi itu sebetulnya penolak bala. Nah ini juga sama dengan ikon Kelurahan Mojo. Ini bagian dari pengenalan kearifan lokal. Rojomolo itu kan figur, tapi bisa dikolaborasikan motif flora dan fauna,” kata dia.

Dia berharap setelah belajar dan mengetahui proses membatik, bisa dikembangkan menjadi produk lain yang bernilai ekonomi. Misalnya produk batik bisa berupa kerajinan hingga busana.

“Itu nanti arahnya anak-anak diajari untuk kewirausahaan termasuk pemasaran melalui [media] digital. Termasuk membuat jejaring dan komunitas. Arahanya memang ekonomi,” kata dia.

Peragaan Busana

Hari Batik Nasional 2024 juga dirayakan ratusan siswa dan guru SMK Marsudirini Solo di sekolah setempat, Rabu. Kepala SMK Marsudirini Marganingsih Solo Veronika Etyk Kristianti mengatakan ada beberapa kegiatan.

Advertisement

Salah satunya peragaan busana dari guru dan siswa. Dia mengatakan busana yang digunakan didesain sendiri oleh para siswa. Setelah peragaan busana, masing-masing jurusan berkegiatan sesuai keahlian.

Etyk mengatakan jurusan Desain Komunikasi Visual  (DKV) melukis atau menggambar kain batik. Jurusan Busana membuat batik tulis. Sedangkan jurusan Kuliner membuat roti yang dihias dengan motif batik dan membuat hantaran pernikahan bermotif batik.

Selepas kegiatan tersebut, nantinya para siswa bakal menggunakan batik bebas setiap hari Rabu. Etyk menyebut itu merupakan bagian dari upaya mendekatkan para siswa dengan warisan budaya asli Indonesia.

“Momen ini kami mengajak anak-anak untuk mencintai batik sebagai warisan budaya yang mesti kita rawat bersama. Ternyata hari ini anak-anak bisa berkreasi,” kata dia ketika ditemui Espos, Rabu.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif