Langganan

Contoh Jepang, Mekarnya Bunga Tabebuya di Solo Diusulkan Jadi Daya Tarik Wisata

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:09 WIB

ESPOS.ID - Bunga-bunga tabebuya berwarna kuning dan merah muda bemekaran di Jl Jenderal Sudirman Solo, Selasa (1/10/2024). (Espos/Candra Septian Bantara)

Esposin, SOLO-- Fenomena mekarnya bunga tabebuya di beberapa kawasan Kota Solo dalam beberapa hari terakhir dinilai punya potensi menjanjikan untuk dijadikan daya tarik wisata. Pemerintah Kota (Solo) bisa mencontoh Jepang dalam mengemas mekarnya bunga sakura menjadi atraksi wisata yang menarik.

Usulan tersebut disampaikan Dosen Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Mercy Bientri Yunindanova, saat diwawancarai Espos, Selasa (1/10/2024).

Advertisement

Mercy mengatakan di Jepang fenomena mekarnya bunga sakura yang indah ditangkap menjadi peluang wisata oleh pemerintah setempat. Momen wisatawan atau masyarakat melihat bunga sakura mekar itu dinamakan hanami.

“Di Jepang pemerintah berkolaborasi dengan ilmuwan untuk memprediksi kapan sakura mekar di masing-masing wilayah. Sehingga saat waktunya mekar bisa menjadi satu momen untuk mendatangkan wisatawan. Nah hal seperti itu sebetulnya bisa juga dibuat di Indonesia, khususnya Solo, untuk pariwisata misalnya momen melihat bunga tabebuya,” jelas dia.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo, Gembong Hadi Wijoyo, mengamini mekarnya bunga tabebuya mampu menambah indah kota dan bisa jadi daya tarik bagi wisatawan maupun warga setempat.

Gembong juga menyambut baik usulan yang disampaikan dosen UNS tersebut. Menurutnya, jika nantinya dikembangkan menjadi daya tarik wisata dia sudah memikirkan beberapa bentuk kegiatannya.

Advertisement

"Peristiwa ini bisa menjadi potensi untuk dikembangkan lagi sebagai daya tarik wisata, misal dengan menggelar event dengan background tabebuya, lomba melukis, fotografi, videografi dan sebagainya," sambung dia saat diwawancarai Espos, Rabu (2/10/2024).

Hanya, kata dia, yang perlu dipikirkan lebih matang adalah memastikan konsep acaranya harus unik, menonjolkan keunikan Solo, dan berbeda dari daerah lain. Sebab, fenomena mekarnya tabebuya juga terjadi di daerah-daerah lainnya.

Berdasarkan pantauan Espos, Selasa (1/10/2024), di sekitar Pasar Gede bermekarannya bunga tabebuya tersebut banyak dimanfaatkan wisatawan hingga fotografer untuk mengabadikan momen tersebut. Tercatat ada lebih dari 20 fotografer dan puluhan wisatawan yang sudah berada di kawasan tersebut sejak pagi hari.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif