Langganan

Bupati Targetkan Bangun 20 Sumur untuk Atasi Kekeringan di Sragen

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 4 Oktober 2024 - 17:13 WIB

ESPOS.ID - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyerahkan tandon air bantuan dari BNPB kepada warga di Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jumat (3/10/2024). (Solopos/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menargetkan bisa membangun sumur dalam sebanyak 20 unit untuk mengatasi kekeringan di wilayah Kecamatan Miri, Sumberlawang, Gesi, Tangen, dan Jenar.  Setiap satu unit sumur membutuhkan biaya Rp35 juta sehingga total kebutuhan dana Rp700 juta.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat ditemui wartawan di Dukuh Gagan, Desa Cepoko, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jumat (4/10/2024), mengungkapkan pembangunan sumur diharapkan bisa mengurangi lokus kekeringan di wilayah Kabupaten Sragen. Dia mengatakan selama ini saat musim kemarau selalu ada pengiriman bantuan air bersih ke sejumlah lokasi kekeringan menggunakan mobil tangki.

Advertisement

"Bantuan air bersih itu bersifat temporary sedangkan dengan bantuan sumur maka bisa lebih panjang manfaatnya. Seperti sumur Pamsimas itu bisa bermanfaat selama empat tahun. Semoga sumur ini bisa lebih dari empat tahun. Saya berpesan untuk menjaga sumber air agar bertahan lama maka perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan," jelasnya.

Dia mengatakan sekarang sudah berkurang banyak jumlah desa yang terdampak kekeringan. Dia menyebut tahun 2023 lalu membangun 33 sumur dan tahun 2024 ini diharapkan bisa 20 lokasi.

Advertisement

"Sekarang sudah dapat 15 lokasi, tinggal lima lokasi. Pembangunan sumur itu tidak menggunakan dana APBD melainkan dana CSR semua. Seperti dari PT Glory Industrial sebenarnya memberi bantuan 15 sumur tetapi diberikan secara bertahap dan per tahun ada lima sumur. Jadi di 2025 ada lima sumur dan di 2026 ada lima sumur lagi," kata Yuni, sapaan akrab Bupati.

Dia  menjelaskan dari 33 sumur yang dibangun di 2023 lalu ternyata 70% kondisi baik dan 30% butuh perbaikan karena debit airnya tidak optimal. Dia menilai bantuan sumur ini sangat efektif untuk menangani dampak kekeringan selama musim kemarau.

Advertisement

Sebenarnya, Bupati mengungkapkan ada investor dari Jakarta yang ingin mengolah air Waduk Kedung Ombo (WKO) tetapi saat hendak diolah ternyata kondisi air bakunya sudah tercemar dengan sisa pakan ikan keramba. Dia menyatakan antara investasi dan keuntungan tidak sebanding sehingga investor itu memilih mundur. Yuni menilai PDAM Sragen sendiri tidak mampu mengolah air WKO karena untuk mengolah air WKO menjadi air layak konsumsi butuh dana besar.

Camat Sumberlawang, Sragen, Indarto, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Sragen dan para pihak yang menyalurkan dana CSR. Dia menyebut pada 2023 lalu, Sumberlawang, Sragen, sudah mendapat bantuan 12 sumur dan semua efektif mengurangi kekeringan di Sumberlawang. Kemudian pada 2024 ini, kata dia, Sumberlawang kembali mendapat bantuan tiga unit sumur dalam, yakni satu unit di Dukuh Gagan, Desa Cepoko; dan dua unit di Dukuh Bulakrejo, Desa Ngargosari.

Dia berharap pada 2025 nanti benar-benar mengurangi kekeringan di Sumberlawang sehingga tidak ada lagi pengiriman air bersih dari Sragen. "Seperti di Dukuh Gagan ini. Seluruh warga Dukuh Gagan datang karena ingin bertemu Bupati untuk berterima kasih karena sudah membantu warga. Terima kasih juga kepada PDAM yang membangun sumur dalam ini sehingga bermanfaat," kata dia.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif