Langganan

Ada Temuan Batu Lumpang di Tawangsari Boyolali, Diperkirakan Dulu Permukiman

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 3 Oktober 2024 - 17:19 WIB

ESPOS.ID - Tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) X dan warga mengecek batu lumpang di area ladang milik masyarakat Dukuh Tawangsari, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Kamis (3/10/2024).

Esposin, BOYOLALI – Kunjungan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY, Kamis (3/10/2024) juga mengecek aduan langsung masyarakat adanya ODCB berupa batuan lumpang di ladang milik warga Tawangsari. Berdasarkan pantauan espos.id, terlihat jelas tiga batu lempeng besar dengan cekungan di lahan pertanian area Tawangsari, Ringinlarik tersebut. Masih ada beberapa batuan lain di sekitarnya yang cenderung berbentuk lempeng besar.

Pamong budaya ahli muda BPK X Jateng-DIY, Wardiyah, menyampaikan adanya batu lumpang biasanya terkait dengan kehidupan masyarakat. “Bisa untuk bercocok tanam, menumbuk padi, menumbuk apapun, biasanya digunakan untuk tempat makan binatang ternak, dan tempat beraktivitas. Watu kenteng, watu lumpang memang biasa ditemukan di daerah yang mengelilingi candi,” kata dia.

Advertisement

Dengan adanya batu lumpang, Wardiyah memperkirakan di sekitar lokasi penemuan adanya permukiman. Menurutnya, ketika berbicara tempat ibadah dalam konteks hal ini candi, tentu ada orang yang merawat atau hidup di sekitarnya. “Biasanya tempatnya itu subur tanahnya, ada satu-dua yang tidak subur. Namun, rata-rata tempat pembuatan candi itu daerah yang subur, dan untuk menghidupi tempat ibadah, mereka juga butuh dana, pengolahannya dari hasil bumi sekitar,” kata dia.

Selanjutnya, ia mengatakan di sekitaran lokasi penemuan yoni dan arca di sekitaran Tawangsari dan Mogol Kulon, Ringinlarik, juga ditemukan batu-batuan andesit dan berwarna putih. Berdasarkan pantauan, ada yang masih tertata rapi memanjang ada pula yang sudah terkumpul menjadi satu. Wardiyah menjelaskan batuan andesit kemungkinan berasal dari Gunung Merapi, akan tetapi untuk sumber batu berwarna putih, Wardiyah belum mengetahui asalnya.

Advertisement

“Akan tetapi kemungkinan pasti ada di sekitar sini. Masyarakat dulu pada saat membangun tempat ibadah, biasanya mereka paling mudah saat menemukan lokasi itu memakai bahan material di sekitarnya. Itu kecerdasan nenek moyang kita, itu bagian dari suatu pola pikir mereka,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif