by Izzul Muttaqin - Espos.id Solopos - Kamis, 24 Februari 2022 - 15:45 WIB
Esposin, SOLO -- Seorang perempuan warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sri Wahyuni Puji Astutik, harus bekerja dari pagi sampai malam setiap harinya untuk memperoleh Rp200.000 yang ia pakai untuk menghidup delapan anggota keluarganya.
Sri Wahyuni menjadi tulang punggung keluarga itu semenjak ayahnya, Sardi, yang bekerja sebagai penarik becak sudah tak lagi bekerja. Sardi yang pernah menjadi Ketua Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Soloraya itu menderita stroke pada April 2021 lalu.
Baca Juga: Penghasilan Rp200.000/Hari, Warga Semanggi Solo Ini Hidupi 8 Orang
Sejak itu, Sardi hanya bisa terbaring di tempat tidur. Bicaranya pun sudah sulit. Sang anak, Sri Wahyuni, lah yang kini menggantikan perannya sebagai pencari nafkah. Selain mengurus Sardi, Sri Wahyuni, menanggung hidup dua adiknya yang masih kuliah semester VIII dan semester I.
Kemudian juga ada seorang adiknya yang mengalami gangguan kejiwaan dan empat anaknya masih kecil. "Apa pun saya lakukan agar mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan saya, bapak, dan adik-adik,” ungkap warga Semanggi, Solo, itu saat ditemui Esposin di rumahnya, Selasa (22/2/2022).
Baca Juga: Kisah Tukang Becak di Solo, Beralih Jadi Pemulung karena Sepi Penumpang
Sri Wahyuni mengatakan siang hari ia biasanya mencari pekerjaan seperti menyapu, bantu-bantu orang dan lain sebagainya. Sedangkan saat malam, ia biasanya membantu teman jualan baju.
Dengan penghasilan Rp200.000 sehari, Sri Wahyuni mengaku harus ekstra berhemat agar uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga. Ia harus masak dalam jumlah cukup untuk delapan anggota keluarganya.
Baca Juga: Underpass dan Flyover Bikin Sopir Becak Kota Solo Merana, Begini Alasannya
"Kadang lauknya hanya sayur-sayuran. Namun itu sudah membuat kami bahagia,” ujarnya.
Beruntung, dua adik Sri Wahyuni yang masih kuliah mendapatkan beasiswa sehingga cukup meringankan bebannya. Ia berusaha agar kedua adiknya itu bisa kuliah sampai lulus karena itu lah cita-citanya bapaknya. Sri Wahyuni pun bertekad mewujudkan harapan sang ayah tersebut.