Langganan

Warga Boyolali Suarakan Aspirasi di CABUT MANDAT DAN TOLAK RELOKASI - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 16 Februari 2012 - 11:07 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi. (dok SOLOPOS)

Media sosial seperti Twitter dan Facebook belakangan kerap dipilih sebagai motor gerakan perubahan. Cara ini ternyata juga dilirik oleh sejumlah warga Boyolali untuk menyuarakan aspirasinya,  termasuk mengkritisi kebijakan Pemkab maupun DPRD.

Advertisement

Uneg-uneg maupun komentar bernada kritis warga Kota Susu bisa dijumpai di akun grup Facebook Boyolali yang beranggotakan lebih dari 5.000 orang. Bahkan belum lama ini muncul akun grup Facebook dengan titel Cabut Mandat dan Tolak Relokasi.

Ya, dari berbagai komentar di kedua akun tersebut, isu relokasi kantor kabupaten dan mutasi PNS menjadi bahasan paling panas.  Akun Cabut Mandat dan Tolak Relokasi dibuat belum lama, yaitu pada Minggu (12/2/2012). Pembuatnya adalah pemilik akun Mas Antok Belajar Bijak. Akun ini sepertinya dibuat untuk mengkritisi sikap Dewan yang dianggap sudah melanggar fungsinya, serta menyindir sejumlah kebijakan Pemkab yang sarat kontroversi, salah satunya relokasi.

Meski jumlah anggotanya baru sedikit, dinamika di akun ini cukup menarik diikuti. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Boyolali, Muh Basuni, merupakan salah satu member dari grup ini.

Advertisement

Siap berjuang untuk Rakyat Boyolali! Ayo kawan bagaimanapun kita harus melawan amar ma’ruf nahi munkar untuk kesejahteraan rakyat Boyolali ke depan,” tulis pemilik akun Mujianto AyahPhandu DW di grup Cabut Mandat dan Tolak Relokasi.

Tulisan itu mendapat berbagai tanggapan, salah satunya dari Muh Basuni. Muncul juga tanggapan lain bernada pesimistis. “Dengan cara apa pak bos?? Jangan sampai gerakan kita nantinya hanya akan dicibir,” tanya pemilik akun Mas Antok Belajar Bijak.

Ketika dihubungi Espos, Rabu (15/2), Muh Basuni mengaku menyambut positif bermunculannya grup-grup di facebook tersebut.

Advertisement

“Bagi saya pribadi, grup seperti ini malah bisa jadi sarana berinstropeksi bersama. Inilah cara masyarakat menyampaikan aspirasinya ketika di jalur lain pendapat mereka tersumbat. Makanya saya malah sengaja bergabung untuk mengetahui aspirasi mereka. Saya menyambut positif,” ujar Basuni.

Sementara itu, dinamika di grup Facebook Boyolali lebih menarik. Sebuah postingan, terutama yang berkaitan dengan kebijakan kontroversial mampu mengundang tanggapan beragam, baik serius, sinis maupun santai.

Kepada seluruh member Boyolali, mohon maaf bila banyak mengganggu dengan rentetan pertanyaan yang terus menerus saya munculkan di forum ini. Sejak semula pertanyaan saya ada di pusaran "MENGAPA RELOKASI KANTOR KABUPATEN HARUS DILAKUKAN?” tulis pemilik akun Arya Salam.

Postingan ini pun mendapat banyak tanggapan hingga mencapai 69 komentar.

JIBI/SOLOPOS/Yus Mei Sawitri  

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif