Langganan

War Jumat Berkah, Bikin Hemat Sejumlah Mahasiswa di Solo - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ahmad Kurnia Sidik  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 3 Mei 2024 - 17:33 WIB

ESPOS.ID - Suasana pembagian jumat berkah di Masjid Al Hijrah Karangasem, Jumat (3/5/2024). (Solopos.com/ Ahmad Kurnia Sidik).

Esposin, SOLO--Masjid Al Hijrah Solo menjadi favorit warga, khususnya anak-anak sekolah dan mahasiswa untuk melaksanakan salat Jumat. Masjid dengan dua lantai itu berada di tengah permukiman warga di Karangasem, Laweyan.

Untuk sampai ke masjid itu, jemaah hanya bisa melalui dua jalan kecil dalam gang yang cukup sempit bagi dua mobil berpapasan.

Advertisement

Sementara, tepat di gang sebelahnya, dengan jarak sekitar puluhan meter, terdapat Masjid Al Falah yang ukurannya relatif lebih besar serta memiliki area parkir cukup lapang.

Sementara, Masjid Al Hijrah meski memiliki tiga ruangan untuk salat tetap terbilang relatif lebih kecil karena ruang utamanya sekitar 4 m x 8 m dan tidak memiliki area parkir.

Pantauan Esposin pada Jumat (3/5/2024) pada saat waktu salat Jumat, tampak setidaknya 600-an jemaah ikut salat di sana. Sebagian dari mereka tahu bahwa masjid itu tidak muat menampung jemaah sebanyak itu.

Advertisement

Alih-alih berpindah melaksanakan salat Jumat di masjid sebelah, Masjid Al Falah, mereka tetap memilih melaksanakan salat di Masjid Al Hijrah dengan menggelar sajadah yang mereka bawa di jalanan depan masjid tersebut dan beratapkan matahari siang bolong.

Saat Esposin bertanya kepada salah satu jemaah, Syarifuddin, perihal alasannya rela berdesakan di jalanan dan tidak mencari masjid lainnya, ia menjawab karena Masjid Al Hijrah menawarkan sesuatu yang tidak ada di masjid lainnya, yaitu makanan Jumat Berkah yang mewah.

“Selain itu, salatnya juga tidak lama,” kata dia saat berbincang dengan Esposin.

Syarif, sapaan akrabnya, juga menambahkan bahwa mungkin sebagian besar jemaah yang hadir di masjid itu setiap Jumat memiliki alasan yang sama dengan dirinya.

Advertisement

“Lihat nanti setelah salat Jumat. Imam belum genap [selesai] salam, udah banyak anak-anak yang berlarian,” kata dia. Anak-anak sekolah dan tak jarang pula mahasiswa berlarian karena berebut antrean untuk pembagian Jumat Berkah.

Syarif juga menyampaikan bahwa ia biasanya mengajak tiga atau empat temannya untuk salat Jumat di masjid itu. Karena, menurut dia, makanan nasi kotak yang dibagikan setelah salat Jumat di situ cukup enak dan mahal.

Ada macam-macam lauknya, seperti ayam bakar, ayam goreng, rendang, dan sebagainya. Selain itu juga dilengkapi dengan buah dan air mineral botol kecil.

“Anak perantauan, jadi agak terbantu juga adanya jumat berkah kaya gitu. Bisa ngirit dikit. Terus ya karena enak juga makanannya bervariasi, jadi worth it buat di war in” kata dia sambil tertawa.

Advertisement

Setelah salat Jumat selesai, Esposin menyaksikan apa yang dimaksud dengan war Jumat berkah oleh Syarifuddin. Begitu terdengar Imam salat Jumat mengucapkan salam, saat yang bersamaan juga riuh langkah kaki berlarian.

Jemaah yang mayoritas anak-anak sekolah yang masih mengenakan seragam dan mahasiswa itu berebut tempat paling depan di tempat pembagian makanan. Tampak yang dari belakang saling dorong untuk menuju ke depan. Pun dengan yang di depan yang sudah mendapat makanan itu kesulitan untuk keluar dari kerumunan. Sesekali terdengar teriakan “Kasih jalan, woi!”

Ketua Takmir Masjid Al Hijrah, Muh. Basyir Sahid, menyampaikan bahwa nasi kotak yang disediakan untuk jemaah salat Jumat itu sekitar 600-an.

“Dulu, awal masjid ini digunakan untuk salat Jumat hanya menyediakan 100 bungkus. Sepekan ke depannya nambah lagi jadi 200, dan begitu seterusnya sampai saat ini sekitar 600-an,” kata Basyir, sapaan akrabnya, saat ditemui Esposin di lokasi, Jumat (3/5/2024).

Advertisement

Basyir bersama Sekretaris Takmir Masjid Al Hijrah, Sri Priyatmo juga menyampaikan bahwa makanan tersebut merupakan pemberian dari pemilik masjid.

Mereka kemudian menjelaskan bahwa pemilik masjid itu sekaligus pemilik Wongso Grup, yakni Puspo Wardoyo. Dan masjid itu sendiri dahulunya merupakan tempat tinggal pengusaha kuliner yang sukses itu. Baru pada 1997, tempat itu dimanfaatkan sebagai musala.

Berubah menjadi masjid dan bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan salat Jumat setelah 20 tahun kemudian, tepatnya sejak 2017 lalu. Sejak itulah pembagian Jumat berkah dilakukan.

Saat ditanya, apakah pada hari selain Jumat jemaah sebanyak saat Jumat, Basyir menjawab bahwa jemaah tidak sebanyak pada Jumat.

“Kalau hari biasa di ruang utama sebatas 5 sampai 8 saf salat. Kalau jumatan ramai dan karena makanannya juga gak apa-apa bagi kami. Karena itu salah satu bentuk untuk memakmurkan masjid dan membiasakan anak-anak untuk senang salat,” ungkap dia.

Syukur, tambah Basyir, kalau bisa membantu para mahasiswa sedikit berhemat.

Advertisement
Ahmad Mufid Aryono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif