Langganan

Waduh! 41 Pelajar Sukoharjo Terdeteksi Kena HIV/AIDS - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Candra Mantovani  - Espos.id Solopos  -  Minggu, 5 Desember 2021 - 17:52 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi kasus HIV dan AIDS di Jateng. (Freepik.com)

Esposin, SUKOHARJO -- Sebanyak 41 pelajar di Kabupaten Sukoharjo diketahui terjangkit HIV/AIDS. Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat hingga 2021 ini.

Dinkes mengakui tren persebaran penyakit HIV/AIDS di Sukoharjo terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat, pada 2021 sebanyak 41 pelajar di Sukoharjo telah terjangkit penyakit yang belum bisa disembuhkan tersebut.

Advertisement

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, saat wawancara dengan Esposin melalui telepon, Minggu (5/12/2021), menuturkan sepanjang perjalanan pendataan oleh Dinkes, hingga 2021 tercatat ada 727 orang terdeteksi positif HIV/AIDS.

Data tersebut masing-masing sebanyak 372 orang positif HIV dan 355 orang positif AIDS. “Kalau melihat dari data memang trennya itu terus meningkat. Tapi perbedaannya adalah yang ditemukan HIV itu lebih tinggi daripada AIDS,” ungkap Yunia.

Advertisement

Data tersebut masing-masing sebanyak 372 orang positif HIV dan 355 orang positif AIDS. “Kalau melihat dari data memang trennya itu terus meningkat. Tapi perbedaannya adalah yang ditemukan HIV itu lebih tinggi daripada AIDS,” ungkap Yunia.

Baca Juga: Dianggap Tak Efektif, APILL Simpang Kadilangu Baki Sukoharjo Dipindah

Yunia mengatakan kondisi itu menunjukkan deteksi penyakit HIV/AIDS kini lebih cepat sehingga penanganannya juga lebih cepat. Menurut Yunia, pendataan warga yang terjangkit HIV/AIDS masih diklasifikasikan berdasarkan sejumlah indikator.

Advertisement

Yang lebih mengejutkan berdasarkan temuan Dinkes Sukoharjo, di samping kalangan usia produktif yang terjangkit HIV/AIDS, puluhan pelajar juga terjangkit. Sebanyak 41 pelajar Sukoharjo terdeteksi mengidap HIV/AIDS yang menyerang sistem kekebalan manusia itu.

Yunia menilai rata-rata pelajar itu terjangkit karena gaya hidup seks bebas. “Kami memang mendeteksi banyak juga pelajar yang positif. Ada 41 orang yang sudah dideteksi. Penyebabnya macam-macam, ada yang seks bebas, terkontaminasi jarum tato, dan obat terlarang. Angka ini sangat tinggi menurut kami,” terangnya.

Baca Juga: Pembuang Bayi di Nguter Sukoharjo Tertangkap, Bagaimana Nasib Pacarnya?

Sistem Edukasi

Tren yang meningkat ini menurutnya akan ditindaklanjuti Dinkes Sukoharjo melalui berbagai upaya. Salah satunya sistem edukasi yang disesuaikan kalangan masyarakat. Sehingga diharapkan bisa mencegah penularan HIV/AIDS di Sukoharjo.
Advertisement

Yunia menjelaskan ada tiga cara edukasi. Kelompok Pertama untuk masyarakat yang berperilaku tidak berisiko diedukasi agar tidak melakukan gaya hidup berisiko. Sedangkan masyarakat yang berisiko didorong agar rutin memeriksakan kondisi kesehatan mereka untuk antisipasi.

"Sedangkan yang sudah terjangkit, kami dorong untuk rutin berobat karena gratis. Banyak fasyankes di Sukoharjo yang bisa melayani pengobatan untuk HIV/AIDS,” ucapnya.

Baca Juga: 8.122 Ha Sawah di Sukoharjo Bisa 4 Kali Panen Setahun, Ini Rahasianya

Advertisement

Terpisah, Koordinator Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, Garis Subandi, menilai banyaknya pelajar yang terjangkit HIV/AIDS juga dipengaruhi perkembangan era teknologi saat ini. Perkembangan sejumlah aplikasi media sosial dinilai berperan membentuk pola pikir pelajar untuk mengikuti gaya hidup berisiko.

Ia berharap ada intervensi dari institusi sekolah dan keluarga dalam edukasi antisipasi. “Tidak bisa dimungkiri kemajuan teknologi ini menjadi dua mata pisau. Kalau digunakan dengan baik akan baik juga. Sebaliknya, banyak peningkatan risiko seperti penularan HIV/AIDS yang terjadi karena kemajuan teknologi,” jelasnya.

Ia mencontohkan salah satunya aplikasi pencarian jodoh bisa menjadi sasaran target. Mereka menjadi korban seksual yang bisa berujung tertular HIV/AIDS. "Makanya perlu intervensi untuk edukasi pencegahan risiko penularan," ujar Garis.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif