Langganan

Tim Ahli Cagar Budaya dinilai lamban

by Redaksi  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 30 November 2011 - 16:12 WIB

ESPOS.ID - TERBENGKALAI --

Solo (Espos.id) - Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) bentukan Pemkot Solo dinilai lamban dalam bekerja memverifikasi benda-benda cagar budaya di Kota Solo. Sejak dibentuk September lalu, tim ini belum membuahkan hasil signifikan.

Penilaian tersebut datang dari anggota tim itu sendiri, Sudarmono. Akibat kelambanan itu pula, dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UNS Solo itu mengaku sudah tidak tertarik lagi mengikuti aktivitas tim. Kendati demikian, Sudarmono mengaku belum berniat mengundurkan diri.

Advertisement

Ditemui wartawan di Balaikota, Rabu (30/11/2011), Sudarmono mengaku sudah dua kali mangkir dari rapat tim karena merasa tidak cocok dengan pola kerja yang diterapkan terutama dalam verifikasi bangunan yang diduga sebagai cagar budaya. “Dalam workshop kemarin arahnya tim ini akan melakukan verifikasi berdasarkan unit-unit. Itu kan butuh waktu lama. Mestinya langsung saja rekrut lurah-lurah, beri pengarahan dan modul kerja. Setelah itu lurah bisa merekrut tokoh masyarakat setempat untuk mendata bangunan yang diduga cagar budaya,” kata Sudarmono.

Lebih jauh, Sudarmono juga mengomentari soal penelitian yang dilakukan oleh tim terhadap bangunan bekas Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mangunjayan, yang sebelumnya diwacanakan akan dibongkar untuk taman kota. Sudarmono mengancam akan mengundurkan diri dari tim seandainya tim mengizinkan konsep bangunan itu diubah, apalagi sampai menjadi sarana komersial.

Advertisement

Terpisah, Ketua TACB, Kusumastuti membantah jika timnya disebut bergerak lamban. TACB masih terus bekerja memverifikasi benda dan bangunan cagar budaya dengan memprioritaskan bangunan yang mempunyai pengaruh besar pada rona wajah kota. Di antaranya bangunan eks bangunan RSJ Mangunjayan, eks Brigif VI dan Benteng Vastenburg.

“Kalau disebut lamban saya kira tidak. Kami terus bekerja dan masa kerja kami kan tiga tahun. Tim independen untuk Sari Petojo saja yang hanya menangani satu kawasan belum menyampaikan hasil penelitiannya,” ujar Kusumastuti.

Advertisement

shs

Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif