by Muh Khodiq Duhri - Espos.id Solopos - Rabu, 28 April 2021 - 09:55 WIB
Esposin, SRAGEN -- Kondisi Sulami, 39, wanita berjuluk manusia kayu yang baru pulang dari RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen mengundang keprihatinan sejumlah donatur.
Baca juga: Suami-Istri Tokoh Agama dan Seorang Takmir Masjid Di Sragen Positif Covid-19
Nugroho juga menyampaikan bantuan sembako dan sejumlah uang yang dititipkan dari beberapa donatur. “Hb [hemoglobin] Mbak Sulami sempat turun. Muntah darah sampai dua kali [sebelum dilarikan ke rumah sakit],” ujar Nugroho kepada Esposin, Selasa (27/4/2021).
Nugroho sempat mengobrol dengan Susilowati, adik kandung dari Sulami. Menurut Susilowati, Sulami harus kontrol rutin setiap pekan sekali ke rumah sakit.
“Terkadang mobil ambulans puskesmas dipakai. Saya lalu perintahkan desa untuk membantu [menyediakan kendaraan]. Terutama kalau obatnya habis,” jelas Nugroho.
Baca juga: Gara-Gara 3 Bocah Main Petasan, Kandang Sapi di Tanon Sragen Kobong
Sebelumnya diberitakan, setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Sulami, 39, yang berjuluk manusia kayu sudah pulang ke rumahnya, Rabu (14/4/2021).
Kabar kepulangan Sulami ke rumah itu disampaikan adik kandungnya, Susilowati. Setelah menjalani perawatan intensi selama lima hari, kondisi Sulami berangsur membaik. Hingga pada Rabu siang, dokter yang menanganinya memperbolehkan Sulami pulang.
“Mbak Sulami sudah pulang baru saja. Total habis enam kantong darah [selama lima hari dirawat]. Alhamdulillah, semua biaya perawatan termasuk pembelian kantong darah sudah dikaver oleh BPJS Kesehatan,” jelas Susilowati.
Baca juga: Bos Semut Rangrang Sragen Bebas, Ratusan Mitra Bertakbir, Berselawat, hingga Menangis
Sulami dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun pada Jumat (9/4/2021). Sulami hanya bisa terbaring lemas di ranjang dalam beberapa hari. Oleh keluarga, Sulami akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada gejala penyakit kurang darah atau anemia. “Gejalanya sakit perut sama muntah darah, eh ternyata kurang darah,” ujar Susilowati.
Sejak Minggu, kondisi kesehatan Sulami sudah mulai membaik. Ia sudah bisa diajak komunikasi oleh dokter maupun keluarga. Namun, dokter baru mengizinkan ia pulang pada Rabu siang.
Baca juga: Bebas Dari Pidana, Bos Semut Rangrang Sragen Wajib Kembalikan Rp1,5 Triliun Uang Mitra
Penyakit bamboo spine telah membuat tulang-tulang belakang Sulami menyatu. Penyakit itu juga sudah menjalar ke tulang tangan dan kaki. Hal itu membuat anggota tubuh Sulami menjadi kaku layaknya kayu. Itu sebabnya, Sulami mendapat julukan manusia kayu.
Popok khusus orang dewasa dan tisu basah saat ini menjadi barang yang paling berharga bagi Sulami. Sulami tercatat sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH). Segala kebutuhan Sulami saat ini banyak bergantung kepada Susilowati.
Untuk menambah penghasilan, Susilowati biasa bekerja dengan berjualan cabai dan terong sementara Sulami bekerja membuat kerajinan tangan seperti gantungan kunci, dompet dan tas dari bahan dasar mote. Aneka kerajinan tangan itu biasa dibuat Sulami sambil tiduran di ranjang.