Langganan

STOK RASKIN Melimpah, Legislator Pertanyakan Usulan Pemkot - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ayu Prawitasari Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 15 Agustus 2012 - 20:30 WIB

ESPOS.ID - Umar Hasyim (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Legislator mempertanyakan usulan satgas beras untuk rakyat miskin (raskin) terkait penambahan jumlah penerima beras hingga membengkak menjadi 59% atau dari 21 ton menjadi 34 ton. Pasalnya usulan tersebut menjadikan stok beras melimpah.

Advertisement

Demikian diungkap legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Umar Hasyim, Rabu (15/8/2012). Politisi tersebut juga mempertanyakan validitas serta efektivitas usulan tambahan yang diajukan Pemkot.

Sementara itu legislator penerima raskin, Sony Warsito mengaku mendapat banyak pertanyaan dari masyarakat terkait dirinya sebagai penerima raskin. “Saat pertemuan di kelurahan banyak yang tanya. Saya katakan pada masyarakat bahwa lebih baik nama saya dicoret sebagai penerima raskin meskipun terdaftar karena masih banyak yang lebih berhak. Namun intinya saya tak ingin memperpanjang urusan ini,” ujarnya, Rabu.

Umar Hasyim menilai stok beras yang melimpah menjadikan penerima bantuan menjadi tidak jelas. “Kejadian legislator menerima raskin itu sangat disayangkan. Menurut saya bahkan ironi karena kaum mampu justru menerima bantuan untuk kaum tak mampu,” tegasnya.

Advertisement

Kejadian tersebut, ditambahkan Umar, harusnya dijadikan pelajaran bagi satgas raskin. Evaluasi tersebut termasuk di dalamnya validitas data atau dengan kata lain siapa saja yang menerima raskin. Mereka yang berhak menerima harusnya dipertahankan pada tahun depan sementara yang tidak sesuai harusnya segera dicoret pada tahun yang sama.

“Saya minta satgas segera melakukan evaluasi. Setahu saya di Soloraya ini kenaikan jatah raskin paling fantastis hanya di Solo. Di beberapa kabupaten malah jatahnya menurun. Apa iya memang seperti itu. Bukankah pertumbuhan ekonomi Solo dibanding kabupaten lain termasuk yang paling baik. Pertanyaannya, mengapa ketika pertumbuhan ekonomi naik, tingkat kemiskinan justru naik?,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif