by Maryana Ricky Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Kamis, 4 September 2014 - 05:45 WIB
Esposin, KARANGANYAR—Museum Purbakala Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar yang masih menjadi bagian Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) batal diresmikan secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).
Peresmian bakal dilakukan bersamaan dengan enam museum lain di Indonesia, di Balai Kirti, kawasan Istana Bogor, Jawa Barat, 24 September mendatang.
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) Sukronedi mengaku mendapatkan informasi tersebut dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui surat resmi. Peresmian Museum Dayu yang menjadi penanda Cluster Dayu, bersamaan dengan Cluster Ngebung dan Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen.
“Rencananya bakal diresmikan 24 September mendatang, tapi pada saat itu beliau [SBY] sudah tidak bisa keluar daerah, karena masa transisi. Sehingga, peresmian dilakukan bersamaan dengan sejumlah museum lain,” terang dia, saat dihubung Esposin, Rabu (3/9/2014).
Peresmian Dayu
Museum lain yang diresmikan berbarengan dengan Museum Dayu, yakni Museum Presiden Indonesia, Museum Rumah Soekarno di Ende, Nusa Tenggara Barat, Museum Mantiram Papua, Museum Tambang, Pemugaran Candi Siwa Prambanan, dan Museum Perang Dunia II di Pulau Morotai, Maluku.
Saat ini, lanjutnya, seluruh kelengkapan koleksi dan display Museum Dayu telah mencapai 100 persen. Meskipun demikian, museum belum sepenuhnya dibuka untuk umum.
“Koleksi dan dispkay sudah masuk semua. Tapi memang belum dibuka untuk umum sampai diresmikan oleh SBY,” tutur Sukronedi. Kelengkapan tersebut meliputi sejumlah pendukung dan bukti-bukti penelitian, seperti film dokumenter dan animasi.
Terpisah, Camat Gondangrejo, Kurniadi Maulato, mengatakan pemuda setempat siap mendukung program kampung purba di Desa Dayu. Menurut rencana, para pemuda tersebut bakal mendapatkan pelatihan ketrampilan dan kursus bahasa Inggris.
“Para pemuda sudah siap mendukung program kampung purba. Salah satu yang membuat mereka antusias adalah keberhasilan desa wisata di sekitar Museum Sangiran [Kalijambe, Sragen],” jelas dia, Rabu. Kurniadi juga menjelaskan masyarakat berbagai usia juga turut antusias terlibat aktif menyukseskan Museum Dayu menjadi ikon wisata baru di Bumi Intanpari.