Langganan

Pertumbuhan Perumahan Picu Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sragen

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Senin, 23 September 2024 - 12:55 WIB

ESPOS.ID - Kondisi alih fungsi lahan pertanian menjadi perumahan di wilayah Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Senin (23/9/2024). (Solopos/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN--Perkembangan perumahan di wilayah Kabupaten Sragen terus menggeliat dan tumbuh pada setiap tahunnya dan menggerus lahan pertanian yang masuk zona kuning. Data di Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen menyebut ada 42 pengembang yang membangun perumahan baru di 42 lokasi dengan luas lahan bervariasi dari 895 m2 hingga 13.971 m2 selama 2023.

Pertumbuhan perumahan itu berada di wilayah selatan Bengawan Solo yang subur untuk pertanian, yakni wilayah Karangmalang, Masaran, Sragen Kota, Gondang, Ngrampal, Sidoharjo, Kedawung, Sambungmacan, Sambirejo, dan ada juga di wilayah Kalijambe. 

Advertisement

Kemudian pada 2024, hingga September 2024, tercatat ada 21 pengembang yang membangun perumahan dengan luas lahan 2.510 m2 hingga 11.623 m2. Pembangunan perumahan itu, ujar dia, tersebar di 21 lokasi yang berada di wilayah Kecamatan Plupuh, Sragen Kota, Sidoharjo, Gemolong, Ngrampal, Karangmalang, Gondang, dan Kalijambe.

Kabid Perumahan Disperkimtaru Sragen Endah Ambarwati kepada Esposin, Senin (23/9/2024), mengungkapkan pembangunan perumahan tersebut diketahui berdasarkan siteplan yang diajukan ke Disperkimtaru Sragen. Dia mengungkapkan pembangunan perumahan itu didominasi alih fungsi lahan pertanian, yakni sekitar 90% dan yang 10% merupakan lahan pekarangan. Dia menjelaskan meskipun dominan di lahan pertanian, berdasarkan tata ruangnya semua wilayah siteplan perumahan itu masuk zona kuning atau zona untuk perumahan.

"Animo masyarakat Sragen untuk membeli rumah cukup tinggi, khususnya perumahan subsidi. Dari seluruh siteplan perumahan tersebut, yang masuk perumahan subsidi ada 52% dan selebihnya perumahan nonsubsidi. Respons masyarakat Sragen bagus untuk membeli perumahan subsidi," jelas Endah.

Advertisement

Pertumbuhan perumahan subsidi di Sragen, kata dia, mulai diminati warga sejak 2022 hingga sekarang. Dia mengatakan alih fungsi lahan tersebut dari sisi tata ruang sudah sesuai dan tidak mengganggu status Sragen sebagai lumbung padinya Jawa Tengah dan nasional. Dia mengatakan Disperkimtaru tetap mengawasi alih fungsi lahan tersebut melalui pengendalian tata ruang, yakni lewat rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana detail tata ruang (RDTR).

"Pengendaliannya dengan perizinan pendirian perumahan harus sesuai dengan zonasi tata ruang. Seperti zona kuning itu memang diperuntukkan untuk perumahan," ujarnya.

Seorang petani di Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Suharno, mengkhawatirkan adanya alih fungsi lahan pertanian yang berdampak pada hilangnya lahan pertanian. Dia mengatakan luas lahan pertanian di kelompok taninya yang semula ada 32 hektare sekarang tinggal 29 hektare karena beralih menjadi perumahan. Dia melihat alih fungsi lahan di tempatnya terjadi sejak tiga tahun lalu. 

Advertisement

"Harga tanah satu patok atau seluas 3.300 m2 di area sini mencapai Rp1,6 miliar. Ada juga yang laku Rp1,68 miliar. Dengan harga tanah segitu petani masih bisa beli sawah di daerah lain," ujarnya.

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif