by Kaled Hasby Ashshidiqy Farida Trisnaningtyas - Espos.id Solopos - Jumat, 11 Desember 2020 - 09:52 WIB
Esposin, SOLO -- Sejumlah pengusaha merasa dirugikan dengan kebijakan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, yang akan mengarantina warga luar kota yang berlibur akhir tahun di Solo. Mereka menyebut kebijakan itu dibuat sepihak tanpa melibatkan kalangan pengusaha, terutama perhotelan dan pariwisata.
Kebijakan ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah DIY yang justru membuka lebar pintu kunjungan wisatawan dari luar daerah. Pemerintah DIY menilai kini tidak relevan lagi membatasi kunjungan dari luar kota.
Pengusaha perhotelan, restoran, dan wisata yang paling terdampak kebijakan Wali Kota Solo ini. Banyak pesanan kamar maupun agenda meeting incentives conference and exhibitions (MICE) yang akhirnya dibatalkan. Kunjungan wisatawan yang sempat membaik dalam sebulan terakhir kini kembali anjlok.
Pengusaha: Simpang Siur Informasi Soal Karantina Pemudik ke Solo Bikin Bisnis Kacau
Seperti yang terjadi di House of Danar Hadi. Rencana kunjungan sejumlah rombongan dari luar kota yang telah resevasi akhirnya dibatalkan. Sebelum aturan karantina bagi pemudik viral, jumlah kunjungan ke Danar Hadi mencapai 30%-40% selama masa pandemi."Ke depannya sebaiknya mendudukkan semua stakeholder pariwisata [Asita, PHRI] dalam memutuskan sesuatu. Covid-19 ini jelas bahaya, tapi kita harus pandai mengatur rem dan gas. Dua-duanya sebaiknya diperhatikan [kesehatan dan ekonomi],” kata Asisten Manajer Museum Batik Danar Hadi Solo, Asti Suryo Astuti, kepada Esposin, Kamis (10/12/2020).
Ia mengaku atraksi berupa showroom, restoran, dan museum batik di House of Danar Hadi sangat terdampak dengan adanya kebijakan karantina pemudik tersebut.
Karantina Pemudik Momen Nataru di Solo Technopark Ditunda, Ini Alasannya
Ika mengibaratkan saat ini situasi bisnis hotel kembali pada kondisi Maret April 2020. Bahkan, ada hotel yang mau melakukan unpaid leave [cuti di luar tanggungan bagi karyawan] lagi.
Pemkot Solo Bakal Karantina Pemudik, Ganjar Minta Dibuatkan Call Center
"Dari analisis Archipelago International, Solo itu paling lambat recovery-nya jika dibandingkan Jogja atau Semarang. Hal ini karena blunder over negative exposure. Survei online travel agent pun demikian, demand Solo sangat drop,” katanya.