by Taufiq Sidik Prakoso - Espos.id Solopos - Minggu, 22 September 2024 - 15:27 WIB
Esposin, KLATEN – Peringatan World Cleanup Day 2024 di Klaten dipusatkan di kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Minggu (22/9/2024). Dalam peringatan itu, sekitar 150 orang yang didominasi generasi Z menggelar aksi bersih-bersih sampah di kawasan Taman Nyi Ageng Rakit kawasan Rawa Jombor.
Aksi bersih-bersih sampah diikuti para sukarelawan, perwakilan komunitas peduli sampah, perwakilan akademisi, masyarakat penggerak ekonomi serta warga di sekitar Rawa Jombor. Mereka menyisir sampah di kawasan taman di sisi timur Rawa Jombor itu dan memasukkannya ke kantong plastik sebelum dibawa ke tempat pemrosesan sampah. Selain bersih-bersih, kegiatan diisi dengan penanaman pohon.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, Srihadi, mengungkapkan rangkaian kegiatan World Cleanup Day sengaja menggandeng generasi Z sebagai bagian dari edukasi. “Generasi Z diharapkan bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk melakukan gerakan serupa di lingkungan masing-masing. Anak muda peduli dan gerakan bersih-bersih merupkan bukti nyata untuk meningkatkan kepedulian dan perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah,” kata Srihadi saat dihubungi Esposin, Minggu.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah DLH Klaten, Sriyanto, mengungkapkan selain aksi bersih-bersih dan penanaman pohon, World Cleanup Day diisi dengan sesi sharing bersama Duta Genre Klaten dan Duta Wisata Klaten. Selain itu ada kunjungan ke bank sampah. “Tujuan peringatan kampanye hari bersih-bersih se-dunia ini untuk mengaktifkan masyarakat dunia dalam melakukan perubahan sosial terkait sampah yang tidak terkelola dengan baik. Semua sektor mulai dari negera dunia dan seluruh lapisan mayarakat diajak turut bergabung dalam kampanye ini,” kata Sriyanto.
Sriyanto mengungkapkan perubahan perilaku yang dimaksud yakni dengan cara pilah sampah yang dihasilkan mulai dari masing-masing rumah sesuai dengan jenis yang dihasilkan. Pemilahan sampah dari rumah bisa mengurangi sampah secara signifikan dan berdampak positif terhadap lingkungan. “Ini sejalan dengan program DLH Klaten yang saat ini sedang gencar menyosialisasikan program zero waste family sytem. Semoga dengan momentum ini akan memotivasi kita untuk terus bergerak dalam mengelola sampah, dapat mengubah pola pikir seluruh masyarakat untuk semakin sadar sampah dan memberi ruang bersih bagi kehidupan dan bahwa sampahku adalah tanggungjawabku,” kata Sriyanto.
Dari hasil kajian DLH, total volume sampah yang diproduksi di Klaten mencapai 645 ton per hari. Dari jumlah itu, produksi sampah yang terkelola sebesar 380 ton per hari atau baru sekitar 58,9 persen dengan pengangkutan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) serta dikelola melalui Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R). Sisa sampah yang belum terkelola Pemkab dikubur di masing-masing rumah tangga hingga ada yang menjadi timbunan sampah liar. Selain TPA Troketon, pengelolaan sampah di Klaten dilakukan melalui 60 bank sampah, 38 TPS 3R, hingga para pembudidaya maggot terdiri dari 46 kelompok.