by Izzul Muttaqin - Espos.id Solopos - Kamis, 24 Februari 2022 - 05:15 WIB
Esposin, SOLO -- Seorang perempuan warga Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Sri Wahyuni Puji Astutik, harus menghidupi delapan anggota keluarganya, padahal penghasilan per harinya hanya Rp200.000.
Ayah Sri Wahyuni, Sardi, sudah tidak bisa lagi mencari nafkah karena sakit. Pria yang bekerja sebagai penarik becak itu mengalami stroke pada April 2021 lalu.
"Jadi sejak bapak sakit, saya yang bekerja. Apa pun saya lakukan agar mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan saya, bapak, dan adik-adik," ungkap saat ditemui Esposin di rumahnya, Selasa (22/2/2022).
Baca Juga: Wah, 3 Kelurahan di Solo Dapat Bantuan Kotaku dari DFAT Australia
Baca Juga: Wah, 3 Kelurahan di Solo Dapat Bantuan Kotaku dari DFAT Australia
Tak hanya itu, dengan penghasilan tersebut warga Semanggi, Solo, itu juga harus menghidupi empat anaknya. "Jadi ada sekitar delapan orang yang harus saya biayai. Empat anak saya, dua adik yang masih kuliah, satu adik yang mengalami gangguan jiwa, dan bapak," ungkapnya.
Sementara jumlah maksimal uang yang bisa ia kumpulkan dalam satu hari hanya Rp200.000. Itu pun dari hasil kerja selama sehari semalam.
Baca Juga: Sarasehan Soloraya: Optimisme Masa Depan Ekonomi Berbasis Digital
Menurut warga Semanggi, Solo, itu, dengan penghasilan Rp200.000 sehari, ia harus ekstra berhemat. Agar uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga. "Jadi saya harus masak. Kadang lauknya hanya sayur-sayuran. Namun itu sudah membuat kami bahagia," ujarnya.
Bagaimana untuk biaya sekolah adik-adiknya? Kata Sri, dua adiknya mendapat beasiswa. "Kebetulan mereka berdua cukup pintar sehingga dapat beasiswa. Yang satu sudah semester VIII, sementara satunya lagi masih semester I," ungkapnya.
Baca Juga: Percepat Vaksinasi, Polisi di Solo Dikerahkan Antar Jemput Warga Lansia
Selain itu, Sardi juga sering mengikuti kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah. "Namun, akhirnya bapak sakit. Dia pingsan persis setelah donor darah. Hingga keadaannya seperti ini [stroke]," ujarnya.
Untung saja, PMI mau membantu dan memberikan perhatian kepada ayahnya. "Namun karena HP saya yang dulu hilang, saya kehilangan kontak orang-orang PMI. Sebelum-sebelumnya mereka cukup membantu," ungkapnya.
Menurut informasi, anak Sardi sejatinya ada tujuh orang. Dua dari mereka dari istri pertama. Sementara lima lainnya dari istri kedua.
Baca Juga: Drop Out, Ribuan Warga Solo Harus Mengulang Vaksinasi Covid-19
Dua saudara tiri Sri sudah menikah dan tinggal bersama istri masing-masing. Satu lagi anak mengalami gangguan jiwa. Dengan begitu, yang sekolah hingga bangku perkuliahan hanyalah dua adik tirinya.