Langganan

Pengguna Kursi Roda Tak Bisa Naik BST, Gibran Tunggu Bus Low Deck dari Kemenhub - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Wahyu Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 4 Juli 2023 - 15:59 WIB

ESPOS.ID - Bus low deck melaju di Jl Jenderal Sudirman, Solo, bersama BST yang dilengkapi rak sepeda, Jumat (11/6/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Esposin, SOLO – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka telah mengajukan bus low deck, selain berupaya menyediakan halte bus dan feeder Batik Solo Trans (BST) yang ramah difabel menyikapi banyaknya pengguna kursi roda yang tak bisa diakomadasi bus high deck.

"Nanti kami tindaklanjuti, bus low deck dan halte ramah difabel ya," kata Gibran ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (4/6/2023).

Advertisement

Gibran tidak menjelaskan progress pengajuan armada bus low deck oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Bus low deck nantinya diterapkan ke semua koridor bus BST secara bertahap.

Catatan Esposin, Pemkot Solo berencana mengganti armada koridor 3 dan 4 dengan bus low deck yang ramah difabel dan warga lansia. Warna pada kedua armada itu berwarna biru.

Advertisement

Catatan Esposin, Pemkot Solo berencana mengganti armada koridor 3 dan 4 dengan bus low deck yang ramah difabel dan warga lansia. Warna pada kedua armada itu berwarna biru.

Peremajaan bus BST itu akan dilakukan saat genap berusia tujuh tahun pada 2024 nanti. Kemenhub dan Dishub Solo telah melakukan uji coba bus low deck tahun lalu.

Sebelumnya diberitakan, Forum Masyarakat Disabilitas Indonesia (Formadina) tidak keberatan dengan kebijakan tarif khusus Rp2.000 bagi penumpang bus dan feeder BST difabel/disabilitas.

Advertisement

Slamet menjelaskan ditolak lebih kurang lima bus BST ketika ingin mencoba bus BST di halte yang tersedia. Hanya satu orang driver yang menjelaskan alasan menolak memberikan layanan karena bus tidak bisa mepet halte.

Slamet sedianya mendapatkan bantuan dari satu orang penumpang ketika hendak naik bus BST. Menurut dia, dahulu ada dua kru bus, masing-masing driver dan satu kru bersiaga di pintu bus.

“Kalau teman-teman [pengguna kursi roda] yang mampu itu membuat atau memiliki sepeda motor roda tiga. Yang  memakai roda tiga itu baru beberapa orang, yang saya lihat belum ada lima orang di Solo,” jelasnya dia yang juga sebagai Ketua Umum Perkumpulan Motor Disabilitas Soloraya.

Advertisement

Menurut dia, populasi pengguna kursi roda tergolong banyak di Kota Solo. Mereka memanfaatkan layanan taksi online atau memakai jasa tukang becak untuk menghadiri pertemuan penting di luar rumah.

“Ada yang bergantung dengan keluarga bagi yang keluarganya mampu. Kalau gak mampu secara finansial, terbatas berdiam di sekitar rumah. Akhirnya tak bisa berkarya dan bersosialisasi lebih jauh, kayak katak di dalam tempurung,” paparnya.

Slamet berharap pemerintah meningkatkan layanan bus dan feeder BST meliputi armada, infrastruktur, dan krunya sehingga semua lapisan masyarakat bisa secara mandiri memakai layanan transportasi umum dengan aman dan nyaman.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif