Langganan

Pengerukan Underpass Makamhaji Sukoharjo Dikebut - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ivan Andi M Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 6 November 2012 - 23:05 WIB

ESPOS.ID - Pengerukan underpass Makamhaji, Sukoharjo, Selasa (6/11/2012). (Foto: Ivan Andi M/JIBI/SOLOPOS)

Pengerukan underpass Makamhaji, Sukoharjo, Selasa (6/11/2012). (Foto: Ivan Andi M/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO--Pengerukan tanah di bawah jembatan darurat penyangga rel kereta api di Makamhaji, Kartasura telah berjalan sejak Minggu (4/11/2012). Rencananya, proses pengerukan oleh kontraktor, PT Dian Previta akan memakan waktu paling lama sepuluh hari.

Advertisement

Pelaksana proyek underpass Makamhaji, Ghofur, 25, ketika ditemui Espos di lokasi proyek, Selasa (6/11) mengatakan setelah pengerukan selesai, kontraktor akan memasang box culvert [kotak beton penyangga underpass] di bawah rel kereta api. Ia menjelaskan, pertama, pihaknya akan memasang cor lantai kerja di bagian bawah. Setelah itu dibuat penulangan besi dan beton di atasnya. Selanjutnya, kata dia, akan dibuat dinding kanan dan kiri dengan beton juga.

“Setelah semua itu selesai, barulah kami akan memasang lantai atas yang berada tepat di bawah rel kereta api. Selesai pengerukan, segera kami kerjakan box culvert-nya. Hujan yang kemarin turun sempat merepotkan kami. Kalau nanti ada hujan, backhoe dan truk pengangkut tanah tidak bisa beroperasi,” kata dia.

Sementara itu, secara bersamaan, beberapa pekerja PT Dian Previta mengerjakan borpell di bagian barat rel kereta api. Diakui Ghofur, pihaknya belum bisa menyelesaikan seluruh borpell yang berjumlah 50 buah karena menunggu kiriman beton cair.

Advertisement

“Bagian barat rel kami kerjakan sepanjang 175 meter. Sedangkan, segera kami akan mengerjakan di sebelah timur rel dengan panjang 150 meter,” kata Ghofur.

Sementara itu, Kades Makamhaji, HM Zaenuri, 65, ditemui Espos di kantornya, Selasa pagi, mengatakan pihaknya masih akan mengusahakan untuk mendapatkan tanah bekas galian underpass untuk mengurug tanah kas desa.

“Sementara ini belum ada kontak lagi. Tapi nanti saya akan kontak ke sana. Sebenarnya saya juga enggak enak kalau begini. Kesannya kok ya enggak bagus. Tetapi, kalau kami bisa dapat tanah bekas galian, citra kontraktor kan juga jadi baik. Toh saya juga mengeluarkan biaya untuk biaya transportasi,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif