Langganan

Pemuda yang Dikeroyok Massa Meninggal Dunia, Keluarga Lapor Polres Sukoharjo

by R Bony Eko Wicaksono  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 1 Oktober 2024 - 15:29 WIB

ESPOS.ID - Orang tua korban pengeroyokan, Adi Nugroho, melapor ke Polres Sukoharjo, Selasa (1/10/2024). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Esposin, SUKOHARJO-Seorang pemuda berinisial MAN,16, yang dikeroyok sekelompok massa di pinggir jalan di Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, akhirnya meninggal dunia pada Senin (30/9/2024). Lantaran tak terima atas perlakuan itu, orang tua MAN melaporkan ke Polres Sukoharjo.

Orang tua MAN, Adi Nugroho bersama kuasa hukumnya dari LBH Al-Ikhlas mendatangi Mapolres Sukoharjo, Selasa (1/10/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Mereka hendak melaporkan kasus pengeroyokan yang menimpa MAN di pinggir jalan di wilayah Desa Plumbon, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Advertisement

Kuasa hukum Adi Nugroho, Ratno Agustio Hoetomo, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (29/9/2024) sekitar pukul 03.30 WIB. Kala itu, MAN hendak memancing ikan bersama beberapa temannya. Mereka bersepakat bertemu di salah satu tempat di pinggir jalan.

“Sebenarnya, ada lima orang yang hendak memancing ikan. Namun, hanya tiga orang termasuk MAN yang bertemu di pinggir jalan. Jadi, saat kejadian, MAN tengah menunggu kedua temannya. Dari bukti video, MAN menjadi korban pelampiasan kekerasan sekelompok massa di pinggir jalan,” kata dia, Selasa.

Advertisement

Sesaat setelah bertemu temannya, MAN dan dua temannya babak belur dihajar massa di pinggir jalan di wilayah Mojolaban. Video aksi kekerasan itu viral di media sosial (medsos). Dalam video itu, tampak seorang pemuda yang tak sadarkan diri di pinggir jalan.

Tak berselang lama, polisi yang tiba di lokasi kejadian langsung membawa ketiga pemuda yang babak belur itu ke RS Kustati, Pasar Kliwon, Solo. Ketiganya mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Advertisement

“MAN meninggal dunia pada Senin pagi. Sementara, kedua temannya dalam kondisi kritis dan masih dirawat di rumah sakit,” ujar dia.

Saat ditanya penyebab pengeroyokan, Ratno belum bisa memastikan kebenaran informasi ihwal kasus tersebut. Dia hanya ingin penyidik kepolisian segera mengungkap kasus itu dengan cepat dan tuntas. “Informasinya masih simpang siur, apakah anak klien saya dikeroyok pemuda atau warga. Begitu pula dengan penyebabnya, belum bisa dipastikan. Kami hanya ingin mencari keadilan bagi keluarga klien saya. MAN masih sangat muda dan memiliki masa depan cerah,” ujar dia.

Sementara itu, Adi Nugroho mengatakan menerima kabar anaknya meninggal dunia di rumah sakit pada Senin pagi. Adi tak mengetahui secara jelas anaknya bergaul dengan kelompok pemuda atau tidak.

Semasa hidup, MAN dikenal sosok yang alim dan kerap beraktivitas di masjid desa. Adi berharap penanganan kasus itu dilakukan secara transparan sehingga keadilan benar-benar ditegakkan. “Anak saya sehari-hari tinggal di wilayah Polokarto. Tapi sekolahnya di Kota Solo. Mudah-mudahan kasus ini ditangani secara cepat,” ujar dia.

Menanggapi aduan tersebut, Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Dimas Bagus Pandoyo, mewakili Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi. Ditambah dengan beberapa petunjuk untuk mengungkap kasus tersebut.

Dimas berharap masyarakat, terutama anak muda tidak keluyuran pada malam hari untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Polisi berkomitmen menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat. “Prinsipnya, kami masih melakukan penyelidikan. Menghimpun keterangan dari beberapa saksi,” ujar dia.

 

Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif