by Mariyana Ricky P.d Kaled Hasby Ashshidiqy - Espos.id Solopos - Senin, 28 Juni 2021 - 12:36 WIB
Esposin, SOLO -- Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengakui adanya lonjakan jumlah pasien Covid-19 dari kalangan anak-anak. Fenomena ini terjadi seiring merebaknya penularan Covid-19 dari klaster keluarga.
"Pasien anak mulai banyak, kan karena keluarga. Tidak mungkin kalau bapak ibunya positif [Covid-19], anaknya dibiarkan saja. Itu kan tidak mungkin," ujar Ahyani saat dihubungi Esposin, Senin (28/6/2021).
Namun, Ahyani tidak memerinci jumlah pasien Covid-19 dari kalangan anak-anak.
Direktur RS Bung Karno Solo, Wahyu Indianto, mengonfirmasi pernyataan Ahyani. Ia mengakui di RS nya mulai bertambah jumlah pasien Covid-19 anak. Ia juga tidak menyebut jumlah. Namun, dibandingkan lonjakan Covid-19 pada periode Januari 2021 lalu, kondisi saat ini lebih parah.
Baca Juga: RS Dr Moewardi Solo Tambah 3 Tenda Darurat, Kota Bengawan Tidak Baik-Baik Saja
"Dibandingkan Januari, berat ini," ujarnya.Ia mengatakan banyak pasien yang dirawat di RS Solo berasal dari luar kota. "Silakan dicek aja, [banyak] dari luar kota. mereka datang bukan karena rujukan, tapi go show," papar Ahyani.
"Pasien-pasien yang datang itu ya kita layani. Masak dibiarkan keleleran, itu kan enggak manusiawi," ujarnya.
Ahyani juga mengatakan pihaknya akan memfasilitasi RS yang membutuhkan tenda darurat. Sejauh ini setidaknya ada tiga RS di Solo yang sudah mendirikan tenda darurat akibat lonjakan pasien Covid-19. ketiga RS itu yakni RS dr Moewardi (4 tenda darurat), RS Koestati (1), dan RS Bung Karno (1).
Baca Juga: Kemenkes Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 Tanpa Syarat Domisili Di Solo, Ini Lokasinya
Sementara itu kondisi di RS Bung Karno juga kamar pasien Covid-19 sudah penuh. Di RS Bung Karno, ada 40 tempat tidur isolasi dan 5 tempat tdiur di ICU. Pihak rumah sakit memprioritaskan pasien rujukan dari puskesmas.
"Saat ini kondisinya sudah full, kalaupun ada yang kosong, sudah di-booking puskesmas. Kami mendahulukan puskesmas, karena kasihan, mereka kerja keras. Melakukan tracing, testing, vaksini, dan program-program, kasian," ujar Wahyu Indianto, Direktur RS Bung Karno.