Langganan

Ngontel Bronjong Separuh, Tradisi Desa Jambu di Sukoharjo yang Mulai Luntur - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Tiara Surya Madani  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 3 September 2022 - 21:02 WIB

ESPOS.ID - Masyarakat Desa Pranan, Sukoharjo, yang rata-rata bekerja sebagai pedagang buah mengikuti lomba balap bronjong, Sabtu (3/9/2022). (Solopos.com/ Tiara Surya Madani).

Esposin, SUKOHARJO—  Sebanyak 54 warga Desa Pranan, Sukoharjo, yang rata-rata bekerja sebagai pedagang buah mengikuti Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh pada Sabtu (3/9/2022).

Lomba tersebut diadakan dalam rangka menyambut Festival Jambu di Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo. Peserta terdiri atas 50 laki-laki dan 4 perempuan.

Advertisement

Selama perlombaan, peserta harus menempuh jalur sejauh 250 meter sebanyak dua kali putaran dengan ontel tua bronjong seberat 20 kilogram (kg).

Total hadiah yang ditawarkan bagi pemenang Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh di Sukoharjo ini sebesar Rp3 juta.

Advertisement

Total hadiah yang ditawarkan bagi pemenang Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh di Sukoharjo ini sebesar Rp3 juta.

Juara pertama mendapat hadiah Rp1 juta dan piala, juara kedua mendapat Rp750.000 dan piala, juara ketiga mendapat Rp500.000 dan piala, serta juara harapan I mendapat Rp250.000.

Baca juga: Legitnya Omzet Jualan Jambu Air di Sukoharjo, Hingga Rp700.000 Per Hari

Advertisement

“80% masyarakat bekerja sebagai pedagang buah secara turun-temurun, biasanya ada kedondong, mangga, jambu, tergantung musimnya nanti mereka tetap nebas [menjual buah hasil panen],” kata Sarjanto.

Sarjanto mengatakan pengguna bronjong saat ini hanya tersisa kurang lebih 10 orang dari kalangan orang tua. Sisanya berjualan menggunakan kendaraan bermotor.

Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh diharapkan menghidupkan kembali tradisi lama masyarakat sekaligus mengenalkan identitas Desa Pranan kepada kalangan muda.

Advertisement

“Agar yang muda-muda ngerti, bahwa mereka dibesarkan dengan alat ini [bronjong separuh],” lanjut Sarjanto.

Baca juga: Tiket Masuk Gratis di Wisata Petik Jambu Air di Banaran Sambungmacan, Sragen

Acara Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh baru diadakan sekali. Sarjanto berharap ke depannya bisa kembali menggelar event tersebut. Selain mengenalkan pada kalangan muda, ia berharap wisatawan dapat mengenal Pranan sebagai desa wisata jambu air.

Advertisement

“Awal mula pengembangan penanaman jambu air tidak untuk desa wisata, namun kami wacanakan untuk menyusun infrastruktur. Dulunya mereka hanya pedagang buah, namun sekarang tiap rumah miliki pohon pohon jambu lebih dari satu,” lanjut Sarjanto.

Panen raya jambu air dalam tahun ini biasanya tiap Agustus 2022. Namun pada September ini jamu air sudah berbunga, diharapkan akhir September nanti bisa dipanen lagi.

“Alhamdulillah, tahun ini bisa berbuah lima kali,” kata Sarjanto.

Baca juga: Petani Jambu Air Di Grobogan Ini Namanya Mirip Nama Penyanyi Indonesia

Peserta Lomba Balap Ontel Bronjong Separuh, Marini, mengatakan bronjong separuh dengan ontel tua sudah digunakan masyarakat desa Pranan sejak dulu untuk mengangkut barang, ia mengatakan biasanya digunakan untuk mengangkut jambu dengan berat 20-40 kilogram.

Namun sekarang digantikan dengan bronjong dua sisi dan kendaraan bermotor. “Saya senang dengan acara lomba balap, harapan kedepan aka nada lomba balap seperti ini lagi,” kata Marini.

Advertisement
Ika Yuniati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif