Langganan

NASIB PASAR TRADISIONAL : Minim Modal, Pedagang Terancam Gulung Tikar - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Chrisna Chanis Cara Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 26 Maret 2014 - 08:50 WIB

ESPOS.ID - ilustrasi (JIBI/dok)

Esposin, SOLO--Sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Solo terancam gulung tikar lantaran minimnya modal usaha. Sebagian telah menutup dagangannya karena terjerat rentenir.

Informasi yang dihimpun espos.id di Pasar Kembang, Selasa (25/3), terdapat sedikitnya 100 pedagang yang keluar dari pasar lantaran kehabisan modal. Mayoritas dari mereka terjerat rentenir sehingga terbelit sejumlah hutang. Sebagian mencoba bertahan dengan beralih ke pasar lain yang memiliki akses bantuan permodalan.

Advertisement

Menurut pedagang ayam potong di pasar tersebut, Marmi, 41, Pasar Kembang pernah diramaikan hingga 200-an pedagang. Namun karena permasalahan modal, jumlah itu kini tinggal separuhnya. Marmi mengatakan cukup sulit bertahan di Pasar Kembang di tengah ancaman rentenir dan minimnya bantuan permodalan.

Ia mengatakan sudah sekian lama pedagang Pasar Kembang tak mendapat suntikan modal dari Pemkot. Kondisi itu berbanding terbalik dengan pasar lain seperti Pasar Kliwon, Pasar Gede, Pasar Legi dan Pasar Nusukan yang relatif memiliki akses bantuan. Saat ini, pedagang hanya mengandalkan tambahan modal dari koperasi yang dibentuk swadaya oleh pedagang. “Kalau dibilang cukup ya belum cukup,” ujarnya.

Marmi mengatakan tambahan modal dari koperasi baru berjalan sekitar tiga bulan terakhir. Di sisi lain, sepak terjang rentenir telah menggurita di pasar yang berlokasi di Jl. Dr. Radjiman itu. Marmi berharap segera ada suntikan modal untuk menyelamatkan geliat Pasar Kembang.

Advertisement

Terpisah, perwakilan Pasar Elpabes, Gatot Susilo, menagih janji Pemkot terkait pemberian modal secara menyeluruh pascarevitalisasi pasar. Terakhir, baru 11 pedagang pasar yang mendapat bantuan modal. “Padahal di sini ada sekitar 150 pedagang,” terangnya. Menurut Gatot, setiap pedagang butuh suntikan modal sekitar Rp10juta-Rp20 juta untuk meningkatkan usaha. “Kami minta segera dicairkan, sudah banyak pedagang yang mengeluh.”

Pemilik toko kecil di Pasar Gede, Sartini, 54, mengaku pernah mendapatkan pinjaman lunak dari Pemkot yang menyelamatkan usahanya pascakebakaran pasar, 1999 silam. Kala itu, ia mendapat pinjaman Rp4 juta dengan waktu angsuran dua tahun. Pihaknya berharap nominal pinjaman dapat ditingkatkan sehingga pedagang dapat bersaing dengan toko modern.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar, Subagiyo, mengatakan pemberian suntikan modal menyesuaikan karakteristik pedagang dan kapasitas dagangannya. Pihaknya menampik selama ini kurang memberi perhatian yang merata bagi pedagang pasar di Solo. Subagiyo menguraikan telah memberi bantuan modal di beberapa pasar seperti Pasar Harjodaksino, Pasar Gading, Pasar Notoharjo, Pasar Depok, Pasar Elpabes dan lain sebagainya.

Advertisement

“Kami bekerjsama dengan Bank Solo dengan besaran pinjaman Rp10-Rp20 juta per pedagang. Bunganya sekitar 0,99% dengan jangka waktu pengembalian dua tahun,” jelasnya. Ke depan, pihaknya berkomitmen memperluas suntikan modal ke beberapa pasar tradisional lain.

Advertisement
Anik Sulistyawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif