by Himawan Ardhi Ristanto Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 9 Desember 2013 - 22:48 WIB
Esposin, SOLO—Kasus murid silet guru masih jadi perbincangan. RYD, siswa SMK Muhammadiyah 1 Solo yang melukai gurunya menggunakan pisau cutter, akhirnya mengundurkan diri melalui surat pernyataan bermaterai yang diteken pihak keluarga.
Hal ini diungkapkan Wakil Kepala Sekolah (Waka) Bidang Humas, Purwanto Hadi, Senin (9/12/2013). Sementara keberadaan RYD juga sulit dilacak khususnya dikalangan teman sebayanya.
Saat ditemui Esposin di kantornya, Senin, Purwanto Hadi, mengatakan RYD per Jumat (6/12) sudah mengundurkan diri sehingga tak lagi menjadi siswa lagi di sekolahnya. Ia mengungkapkan surat pernyataan tertera nama kakak, paman, dan ibu RYD. Surat tersebut, lanjutnya, bermaterai dan diteken oleh Ibu RYD.
“Surat itu diteken di hadapan kepala sekolah, guru Bimbingan Konseling [BK], Waka kesiswaan, Wali kelas, Muhad Fatoni, dan perwakilan Disdikpora Solo. Total ada 9 orang. Ibunya teken di atas materai. Per Jumat bukan siswa SMK Muhammadiyah 1 Solo lagi. Situasi sekolah sudah kondusif dan tak ada mogok mengajar di kalangan guru,” terangnya.
Ia mengungkapkan pascapengunduran diri tersebut, persoalan hukum RYD dan guru olahraga Muhad Fatoni menjadi persoalan personal, bukan lagi persoalan sekolah. “Itu sudah jadi urusan pribadi antara yang disilet dan yang menyilet,” tandasnya.
Pascakejadian tersebut, sekolah mulai memperketat penerapan tata tertib sekolah, dan prosedur menaikan siswa. Purwanto mengatakan sikap sekolah, guru, dan wali kelas akan melakukan pemantauan anak untuk mendeteksi dini kenakalan anak.
“Guru akan mencatat setiap pelanggaran siswa misalnya perilaku bolos sekolah. Semuanya akan dipantau sebagai prasyarat naik kelas,” ujar dia.