by Nimatul Faizah - Espos.id Solopos - Minggu, 28 Mei 2023 - 20:11 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Komunitas pencinta sejarah, Kandang Kebo, asal Yogyakarta menggelar kegiatan bersih-bersih di Situs Sumur Songo, Dukuh Candikidul, Desa Candigatak, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Minggu (28/5/2023).
Tak hanya anggota Kandang Kebo, beberapa pencinta sejarah asal Semarang, Karanganyar, serta Boyolali sendiri juga turut serta dalam kegiatan tersebut. Mereka datang sambil membawa sapu, sikat, dan peranti untuk membersihkan Sumur Songo.
Koordinator Lapangan Kandang Kebo, Teddy Pitrasari, menuturkan pemilihan Situs Sumur Songo untuk dibersihkan karena belum ada juru peliharanya.
“Ini berbeda dengan Cabean Kunti yang sudah ada juru peliharanya dan relatif lebih bersih. Makanya kami membikin acara untuk bersih-bersih di sini,” jelasnya saat berbincang dengan Espos.id di sela-sela kegiatan.
“Ini berbeda dengan Cabean Kunti yang sudah ada juru peliharanya dan relatif lebih bersih. Makanya kami membikin acara untuk bersih-bersih di sini,” jelasnya saat berbincang dengan Espos.id di sela-sela kegiatan.
Ia memperkirakan Situs Sumur Songo semasa dengan Situs Cabean Kunti yaitu abad ke-9 hingga 10 Masehi. Lokasi situs Cabean Kunti berada di Desa Cabeankunti, yaitu sebelah barat Desa Candigatak.
Lebih lanjut, Teddy menjelaskan tujuan kegiatan bersih situs tidak hanya untuk mengenalkan tapi juga mengedukasi bahwa ketika datang ke situs, pencinta sejarah tidak sekadar berfoto tapi ada yang ditinggalkan untuk masyarakat.
Setelah bersih-bersih Situs Sumur Songo yang menjadi jejak peradaban kuno, para pencinta sejarah tersebut juga akan melaksanakan blusukan ke beberapa tempat bersejarah di yang berada di Cepogo, Boyolali.
Tempat bersejarah itu seperti Petirtaan Cabean Kunti, Situs Kedung Banteng, Situs Kedung Mayit, Candi Rogo, Makam Gunung Mijil, Ondhobudho, Candi Sari, Candi Lawang, dan Situs Tampir.
Lebih lanjut, Teddy mengatakan selama ini instansi terkait seperti Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah bergerak sendiri. Sedangkan instansi tersebut memiliki job desk yang cukup banyak.
Dibutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat untuk merawat situs-situs bersejarah agar tidak terbengkalai. “Jadi harus dimulai dari masyarakat. Harapannya kalau masyarakat mau membersihkan, kemudian mereka mendapatkan manfaat, akhirnya tanpa ada juru pelihara tetap akan bersih dan terawat,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Candigatak, Sabar, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Komunitas Kandang Kebo dan pencinta sejarah yang turut memperhatikan Situs Sumur Songo.
Ia menceritakan warga setempat juga sudah turut memelihara Situs Sumur Songo dengan cara pembersihan tiap Selasa Kliwon. “Pas malam Jumat Legi warga juga ke sini dalam rangka zikir dan tahlil, intinya meminta keselamatan untuk Desa Candigatak,” kata dia.
Lebih lanjut, Kades Sabar menceritakan dulu banyak sekali orang yang mengambil barang-barang seperti batu dari Situs Sumur Songo tanpa izin Pemdes Candigatak.
“Saya tegaskan sekarang sudah tidak bisa diambil seperti tahun-tahun yang lalu. Itu pernah diambil dari orang yang kami tidak tahu, waktu itu saya belum jadi Kepala Desa. Tapi ada batu yang diambil tanpa izin dari pemerintah desa,” kata dia.