Langganan

Mantap, Pemdes Demakijo Tanam Padi Rajalele Srinuk Asli Klaten - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ponco Suseno  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 20 Agustus 2021 - 09:55 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi lahan pertanian. (Solopos-Rudi Hartono)

Esposin, KLATEN -- Pemerintah Desa (Pemdes) Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten, menanam padi rajalele varietas asli dari Klaten, yakni Rajalele Srinuk sejak Selasa (17/8/2021). Diharapkan, tanaman padi rajalele yang ditanam kali ini sudah dapat dipanen November 2021.

Kepala Desa (Kades) Demakijo, Ery Karyatno, mengatakan lahan pertanian yang disiapkan menanam tanaman padi rajalele varietas Srinuk seluas 4,5 hektare. Hingga sekarang, penanaman tanaman padi rajalele unggulan Klaten itu masih berlangsung.

Advertisement

Sesuai rencana, penanaman padi seluas 4,5 hektare membutuhkan waktu dua pekan. Menurut dia, masa tanam hingga panen rajalele Srinuk membutuhkan waktu 90 hari-95 hari.

"Kami mendukung penuh varietas asli Klaten ini. Kami bermitra dengan Pemkab Klaten untuk menanam Rajalele Srinuk ini dengan sistem tabela [tanam benih langsung]," kata Ery Karyatno, kepada Esposin, Kamis (19/8/2021).

Advertisement

"Kami mendukung penuh varietas asli Klaten ini. Kami bermitra dengan Pemkab Klaten untuk menanam Rajalele Srinuk ini dengan sistem tabela [tanam benih langsung]," kata Ery Karyatno, kepada Esposin, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Ratusan Warga Klaten Sembuh dari Covid-19 Setelah Isolasi di Donohudan Boyolali

Ery Karyatno mengatakan penanaman padi rajalele unggulan Klaten ini menjadi bagian membangun sektor pertanian di daerahnya. Hal itu juga selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) tahun 2019-2025.

Berharap Menuai Hasil Optimal

Di antara langkah mewujudkan RPJMDesa itu, yakni merevitalisasi kelembagaan petani di desa, perbaikan sistem saluran pertanian, mekanisasi pengolahan lahan, pengoptimalan jalan usaha tani, dan lainnya.
Advertisement

Baca juga:Doorlop Senilai Rp1,4 Miliar Lengkapi Fasilitas Gedung DPRD Klaten

Ery memperkirakan penanaman tanaman padi rajalele unggulan Klaten ini akan menuai hasil optimal. Saat memasuki masa panen, analisis harga gabah kering senilai Rp6.000 per kilogram.

"Harga beras senilai Rp11.000-12.000 per kilogram. Ini adalah beras asli Klaten. Kami harus bangga dan tentunya ikut merawat dan membudidayakan tanaman rojolele ini. Kami juga mendukung penuh kebijakan bupati bernomor 520/432/26 tentang penyediaan beras Rajalele Srinar dan Srinuk untuk ASN/BUMD di Klaten," katanya.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, beras Rajalele Srinar dan Srinuk mulai gencar dikenalkan ke pasaran sejak, Oktober 2019. Di waktu sebelumnya, varietas baru rajalele ini dinilai telah lolos sidang pelepasan varietas, 27 Juni 2019.

Baca juga: 20 Pekerja Seni di Bayat dan Kalikotes Dapat Beras dari Polres Klaten

Pengambilan nama Srinar berasal dari kata sri yang berarti dewi padi dan nar berasal dari potongan kata Bersinar. Srinar dinilai tahan hama WBC alias wereng batang cokelat biotipe I, II, dan III.

Advertisement

Sedangkan srinuk berasal dari kata sri yang artinya dewi padi dan nuk dari kata inuk alias enak sekali. Srinuk dinilai tahan WBC tipe I.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif