by Ichsan Kholif Rahman - Espos.id Solopos - Jumat, 3 September 2021 - 14:20 WIB
Esposin, SOLO — Hidangan nasi liwet cukup mudah ditemui di pinggir jalan maupun berbagai rumah makan di Kota Solo, Jawa Tengah. Nasi gurih yang dibumbui santan itu dulunya merupakan makanan mewah yang tidak semua masyarakat bisa menikmatinya.
Ketua Forum Budaya Mataram, Kusumo Putro, saat berbincang dengan Esposin, Jumat (3/9/2021) mengatakan dalam Serat Centini nasi liwet telah ada sejak tahun 1300.
Lalu, pada naskah lain nasi liwet disebut-sebut muncul pada tahun 1600. Makanan berupa nasi bersantan yang dihidangkan dengan ayam dan aneka lauk itu dahulunya merupakan makanan mewah dan hanya diperuntukkan di lingkungan kerajaan.
“Ayam saat itu sangat mahal, apalagi santan. Lalu beras untuk membuat nasi liwet juga khusus jenis rojolele. Makanan ini kegemaran para raja zaman dulu, bahkan dulu tidak semua orang bisa,” papar Ketua Dewan Pemerhati dan Penyelamat Budaya Indonesia itu.
Baca juga: Harga Nasi Liwet Bu Wongso Lemu Dikeluhkan, Pemkot Solo Tak Berkutik
Ia menambahkan hidangan nasi liwet juga dipercaya sebagai hidangan penolak bala. Nasi liwet disajikan bersama doa dan harapan yang dilantunkan untuk Jawa.
Menurutnya, nasi liwet berasal dari Solo tetapi belum ada ikon khusus yang mengangkat tentang nasi liwet. Hal itu menjadi ironi karena pengakuan nasi liwet hanya sebatas di Solo saja. Bahkan belum ada festival atau kegiatan khusus yang fokus pada hidangan asli Solo zaman dahulu.
Bahkan ikon seperti patung atau simbol-simbol nasi liwet belum ada. Padahal Solo merupakan peradaban lama yang mampu dikemas sebagai wisata kota kuno. Sementara kuliner Jogja yang sangat terkenal, yakni nasi gudeg sudah mendapat pengakuan di tingkat nasional.
“Daya tarik Solo itu pariwisata bukan alam. Solo hanya memiliki potensi kegiatan festival untuk menarik wisatawan. Belum ada festival kuliner fokus zaman dahulu, sangat disayangkan,” imbuh dia.
Ia menambahkan selain nasi liwet, Solo memiliki berbagai kuliner yang berpotensi menjadi ikon seperti gudangan, apem, dan dawet.