Langganan

Klaten Hari Ini: 5 November 2010, Bayi Selamat dari Amukan Awan Panas - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Muh Khodiq Duhri  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 5 November 2021 - 16:46 WIB

ESPOS.ID - Erupsi Merapi 2010 (IST)

Esposin, KLATEN – Sebelas tahun lalu, tepatnya pada 5 November 2010, Gunung Merapi kembali erupsi. Kala itu, seorang bayi selamat dari kepungan abu vulkanik dan kerikil panas, Jumat (5/11/2010) dini hari.

Esposin kala itu mengabarkan bayi bernama Brian Prima yang belum genap berusia setahun berhasil lolos setelah didekap rapat ibunya, Sri Yamtini, 29, ketika rumahnya terbakar.

Advertisement

Baca Juga: Gunung Merapi 46 Kali Luncurkan Material Vulkanis

“Kami langsung kabur setelah melihat atap rumah kami terbakar,” kata Sri kepada Esposin di RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten.

Letusan Merapi pada 2010 membakar rumah Sri Yamtini yang berlokasi di Desa Plumbon Ngemplak Sleman. Letusan Merapi itu juga membuat Ngadiem, ibu Sri Yamtini mengalami luka bakar di kakinya.

Advertisement

Kisah Brian yang lolos dari kepungan abu dan kerikil panas Merapi tergolong dramatis. Dia yang kala itu tertidur tiba-tiba menangis di tengah malam.

Baca Juga: Batu Besar Ini Adalah yang Tersisa dari Erupsi Merapi

Tangisan Brian malam itu membuat Sri Mulyani seperti merasakan firasat buruk. Sebab, selain gemuruh Merapi yang terdengar kian kencang ketika malam semakin larut, hawa panas juga mulai terasa sekali. “Saat itu panas sekali. Anak saya ini langsung menangis keras,” kisah Sri.

Advertisement

Sesaat setelah itu, terdengarlah kabar dari para peronda agar warga meninggalkan rumah dan menuju pos pengungsian. Namun, nahas benar nasibnya. Sebab, sebelum Sri dan keluarganya selesai mengemasi barang-barang, tiba-tiba rumahnya tertimbun abu dan pasir panas hingga terbakar.

“Setelah terdengar ledakan keras sekali, tiba-tiba “bluk”, rumah kami langsung keluar asap. Listrik padam. Gelap sekali,” paparnya.

Baca Juga: Misteri Makam Kuno di Kemalang Klaten Selamat dari Erupsi Merapi, Punya Siapa Ya?

Dalam kegelapan itulah, Sri berusaha sekuat tenaga keluar rumah sambil mendekat erat Brian, bayinya itu. Dia selimuti Brian dengan selimut. “Karena gelap, ibu saya menginjak abu panas dan terluka,” paparnya.

Perjalanan Sri menyusuri abu dan kerikil panas yang berserak di jalan-jalan akhirnya berakhir setelah turun hujan. Sebuah truk evakuasi dari keremangan tiba-tiba menghampirinya dan mengangkutnya.

Advertisement
Muh Khodiq Duhri - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif