Langganan

Kisah Jembatan Jurug A yang Tahan Bom hingga Filosofi Tumpeng

by Chelin Indra Sushmita Mariyana Ricky P.d Muh Khodiq Duhri  - Espos.id Solopos  -  Senin, 19 September 2022 - 20:24 WIB

ESPOS.ID - Pengendara motor melintas di Jembatan Jurug A yang usianya paling tua di antara tiga jembatan di Jurug, Jebres, Solo, Senin (19/9/2022). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Esposin, SOLO — Jembatan Jurug A yang merupakan bangunan peninggalan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X tak mempan dibom berulang kali pada momentum perang pasca-kemerdekaan. 

Jembatan yang rampung dibangun pada 1915 itu tak hancur dan masih tegak berdiri. Hingga kini, meski usia jembatan sudah lebih dari seabad, pengguna kendaraan non-motor dan roda dua masih terus menggunakannya.

Advertisement

Pengeboman Jembatan Jurug A itu berlangsung saat Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak. Serangan diawali dari Yogyakarta yang saat itu merupakan ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia. Serangan pun meluas ke sejumlah kota di Jawa dan Sumatera. Ulasan lengkap mengenai sejarah Jembatan Jurug A bisa dibaca dalam artikel Dibom Berulang Kali, Jembatan Jurug A Peninggalan PB X Tak Hancur.

Konten menarik lain yang bisa dibaca di kanal Espos Plus pada Senin (19/9/2022), membahas soal filosifi tumpeng. Potong tumpengnya, potong tumpengnya, potong tumpengnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga. Begitulah nyanyian yang sering didendangkan saat memotong nasi tumpeng dalam perayaan ulang tahun maupun acara selamatan lainnya. Hal ini merupakan salah satu ritual yang seolah-olah wajib dilakukan sebagai wujud syukur.

Baca Juga: SangiRUN Night Trail, Cara Antimainstream Eksplorasi Situs Purbakala

Advertisement

Tumpeng merupakan kuliner tradisonal dan tampil mewakili kuliner Nusantara. Makanan yang satu ini selalu dihidangkan pada acara ulang tahun, syukuran, yang bersifat formal maupun non-formal. Tumpeng dengan makna simboliknya telah mengakar kuat pada kebudayaan masyarakat Jawa. Tahukah Anda apa makna dari tumpeng?

Tumpeng adalah nasi yang dicetak dengan bentuk kerucut. Nasi yang digunakan umumnya berwarna kuning yang rasanya gurih. Makanan ini disajikan di tampah besar yang dilengkapi aneka lauk berupa kering tempe, kering kentang, telur pindang, ayam goreng, telur dadar, lalapan, dan aneka lauk lainnya sesuai selera. Ulasan lengkap mengenai filosofi tumpeng bisa dibaca dalam artikel Tumpeng Tak Boleh Dimakan Sendirian.

Berita menarik lain yang bisa dibaca secara eksklusif di kanal Espos Plus terkait penetapan badak jawa sebagai maskot Piala Dunia U-20. Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) memiliki sifat yang agresif bila berjumpa dengan manusia. Hewan langka dengan kulit bermosaik menyerupai baju baja itu selalu menghindari perjumpaan dengan manusia. Oleh karenanya, ia mendapat julukan Si Pemalu. Karena karakter inilah, badak jawa dipilih sebagai Maskot Piala Dunia U-20 pada 2023 mendatang.

Advertisement

Baca Juga: Pisang Raksasa Papua, Terbesar di Dunia

Maskot Piala Dunia U-20 2023 telah resmi diluncurkan. Namanya adalah Bacuya atau Badak Cula Cahaya. Badak bercula ini mengacu pada nama hewan asli Indonesia.

Perkenalan maskot Bacuya ini dilakukan di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (18/9). Kegiatan yang berbarengan dengan car free day (CFD) tersebut berlangsung dengan meriah dan dipadati masyarakat. Ulasan lengkap mengenai badak jawa yang dijadikan maskot Piala Dunia U-20 bisa dibaca dalam artikel Berharap Tuah Si Agresif Berkulit Baja namun Pemalu di Lapangan Hijau.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Advertisement
Muh Khodiq Duhri - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif