Langganan

KEBAKARAN LAWU : Jalani Ritual, Hanya 7 Pendaki Mau Turun Gunung Lawu - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Sri Sumi Handayani Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 21 Oktober 2015 - 20:15 WIB

ESPOS.ID - Pengumpulan keterangan untuk evakuasi kebakaran Lawu di Magetan, Minggu (18/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Kebakaran Lawu memakan korban tujuh pendaki tewas.

Esposin, KARANGANYAR – Kebakaran hutan lereng Gunung Lawu memakan korban tujuh pendaki tewas. Hingga Rabu (21/10/2015) sore, delapan pendaki masih bertahan di puncak Gunung Lawu. Mereka tak mau turun karena masih menjalani ritual berupa tirakat.

Advertisement

Tim Search Rescue Unit (SRU) yang terdiri atas beberapa komunitas dan instansi penanggulangan bencana hanya berhasil membawa turun 7 pendaki yang tengah menjalani ritual.

Sebanyak 13 anggota SRU, Rabu membawa misi memandu 18 pendaki yang bertahan di puncak Lawu untuk turun. Namun, hanya berhasil membujuk tujuh pendaki. Sisanya, delapan pendaki dan tiga orang pemilik warung di Gunung Lawu enggan turun.

Salah satu anggota SRU, Samsul, 30, menceritakan proses evakuasi. Perjalanan ditempuh dari Cemoro Sewu. Hutan di Gunung Lawu berselimut asap tebal. Mereka sudah bermalam di puncak pada Selasa (20/10) malam.

Advertisement

“Misinya membawa turun 18 orang. Bawa enam tabung oksigen portable untuk 13 orang. Tetapi, hanya berhasil bawa tujuh orang. Kami harus mencari jalan yang tidak terlalu banyak asap,” kata Samsul saat ditemui wartawan di pos pendakian di Candi Ceto, Rabu (21/10).

Salah satu dari tujuh pendaki yang melakukan ritual di puncak Gunung Lawu, Muhammad Hanung, 34, warga Pengging, Banyudono, Boyolali. Dia naik ke Gunung Lawu melalui Cemoro Sewu pada Minggu (11/10).

Hanung sering melakukan ritual menjelang Suro setiap tahun. Lama tirakat di puncak Lawu sesuai kehendak hati.

Advertisement

“Yang lainnya belum mau turun. Masih ingin tirakat. Ada juga yang mau bantu Tim SAR mematikan api.”

Anggota SRU lain, Jhonthit, lelaki berambut gimbal itu mengisahkan tindakan yang dilakukannya  saat memandu tujuh pendaki yang melakukan ritual di puncak Gunung Lawu.

“Dari atas [puncak Lawu] jam 08.00 WIB. Kami tidur di sana dulu. Kondisi aman di atas. Semua sehat. Yang mau diajak turun tujuh orang. Sisanya di atas. Dari Grobogan, Matesih, Magelang, Tulungagung, Blora. Lelaki semua,” jelas dia.

Advertisement
Rini Yustiningsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif