Langganan

HUNIAN SOLO : Makam Dibongkar untuk Kampung Susun, Warga Pucangsawit Diresahkan Isu Ini - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ivan Andimuhtarom Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 30 Maret 2017 - 22:15 WIB

ESPOS.ID - Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo dibantu warga menomori makam yang akan direlokasi di kompleks TPU Purwoloyo, Pucangsawit, Jebres, Solo, Kamis (30/3/2017). (M. Ferri Setiawan/JIBI/Solopos)

Hunian Solo, warga Pucangsawit resah dengan isu harus membayar uang untuk relokasi makam.

Esposin, SOLO -- Warga Pucangsawit, Jebres, Solo, diresahkan dengan isu yang menyebutkan adanya kewajiban para ahli waris membayar sejumlah uang untuk merelokasi makam di Permakaman Purwoloyo.

Advertisement

Sebagian lahan Permakaman Purwoloyo khususnya di Blok XI akan dipakai membangun kampung susun untuk menampung warga yang terdampak pembangunan rel ganda (double track). Ada informasi dari oknum yang menyebut makam yang tak segera dipindah akan digusur oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Salah satu ahli waris, Hartono, mengatakan makam tiga anggota keluarganya termasuk makam yang harus direlokasi. Ia bertemu seseorang saat ia melihat lokasi permakaman.

Advertisement

Salah satu ahli waris, Hartono, mengatakan makam tiga anggota keluarganya termasuk makam yang harus direlokasi. Ia bertemu seseorang saat ia melihat lokasi permakaman.

Orang itu mengatakan untuk memindahkan jenazah dikenai biaya Rp1,5 juta per badan. Hal itu membuatnya resah karena selain pindah makam, sesuai tradisi Jawa, biasanya ada upacara selamatan dan lainnya yang jelas memerlukan biaya.

“Orang itu juga sempat bilang, kalau mau gratis, nunggu di-buldozer pemerintah,” ujarnya saat berbincang dengan Esposin di Kantor Kelurahan Jebres beberapa hari lalu.

Advertisement

Pantauan Esposin, Kamis (30/3/2017), terdapat spanduk yang dipasang di areal permakaman. Pada spanduk itu tertulis, “Sehubungan akan dibangun rusun kampung, mohon keluarga/ahli waris yang makamnya terkena gusuran agar tidak memindahkan sendiri, karena pemindahan akan dilaksanakan oleh pemerintah dan tidak dipungut biaya. Namun apabila keluarga terpaksa memindahkan sendiri maka biaya ditanggung sendiri.”

“Banyak ahli waris datang ke kantor menanyakan masalah pembongkaran dan relokasi. Mereka menyangka makam segera digusur kalau mereka tak lekas memindahkan. Atau, kalaupun pemerintah yang memindahkan, pemerintah bakal memindahkan seenaknya. Itu keliru. Setelah saya jelaskan, mereka lebih tenang,” kata dia saat ditemui Esposin di areal permakaman setempat, Kamis siang.

Dia juga memasang tali sebagai tanda pembatas area yang terkena proyek setelah ada pengukuran dari pemerintah pusat. Spanduk ini dipasang sebagai antisipasi agar para ahli waris tidak bertindak sendiri-sendiri. “Kalau lewat pemerintah mereka tak perlu mengeluarkan biaya,” ujarnya.

Advertisement

Ia sudah membersihkan kemudian menghitung dan mencacah makam terdampak proyek yang akan direlokasi. Ia dan beberapa orang lain diberi nomor dengan cat warna kuning pada batu nisan.

“Makam di Blok XI akan dipindah ke Blok IX atau di seberang jalan. Kami berharap saat pembongkaran dan dimakamkan kembali ada ahli waris yang menyaksikan langsung,” katanya.

Menurutnya, pemindahan makam akan dilakukan secara hati-hati. Ia ingin semua tertib dan setiap jenazah mendapat tempat yang dapat ditemukan para ahli waris.

Advertisement

Salah seorang ahli waris, Tini, mengatakan bersama keluarganya membongkar empat makam keluarga mereka secara mandiri pada Kamis. Ia mengatakan ingin memindahkan makam empat keluarga itu ke dekat makam keluarga lainnya di sisi selatan Permakaman Purwoloyo.

“Kalau ikut pemerintah, kami khawatir nanti dipindah tidak jadi satu dengan keluarga. Ini dibongkar bersama keluarga jadi tidak kena biaya. Kami sudah minta izin dengan memasukkan data ke kelurahan, izin ke pengelola TPU Purwoloyo dan juru kunci sudah mempersilakan,” tutur warga Pucangsawit itu saat ditemui Esposin di sela-sela pembongkaran makam, Kamis.

Ahli waris lainnya, Joni, 46, mengaku datang ke Purwoloyo untuk memastikan status makam keluarganya. Ternyata makam keluarganya jauh dari area yang akan dipakai untuk membangun Kampung Susun. “Karena tidak masuk daftar makam yang direlokasi ya sudah,” kata dia.

 

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif