by Hijriyah Al Wakhidah Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 1 Desember 2014 - 09:00 WIB
Esposin, SOLO--Lima bocah yatim piatu mengidap HIV/AIDS berada di ”rumah aman” di Solo. Kelimanya tertular dari orang tua mereka, yang kini sudah meninggal dunia.
Direktur LSM Mitra Alam—lembaga yang peduli terhadap pengidap HIV/AIDS—Yunus Prasetyo, Kamis (27/11/2014) mengatakan biaya hidup anak-anak yatim piatu pengidap HIV/AIDS ini hanya bersumber dari donatur dan para sukarelawan.
Dia menyebutkan belum ada perhatian sama sekali dari pemerintah terutama untuk mencukupi hak dasar anak-anak, terutama sekolah.
“Mereka sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Setidaknya untuk mencukupi hak dasar mereka, semestinya pemerintah turun tangan,” kata Yunus. Pengelola tempat yang dihuni bocah-bocah itu tidak hanya mendampingi dan merawat lima anak yatim piatu penderita HIV/AIDS tersebut. Di luar itu masih ada 30 anak dengan HIV/AIDS yang juga sedang mereka dampingi.
Demi menjamin kesehatan anak -anak dengan HIV/AIDS, pengelola sedang mengupayakan agar mereka terkaver Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
"Ini tidak hanya untuk anak-anak melainkan semuanya yang terkena HIG/AIDS. Kami usulkan langsung ke Kementerian Sosial agar mereka mendapat jaminan dari BPJS."
Berdasar data di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo, jumlah anak yang terkena HIV/AIDS cukup tinggi. Ketua KPA Solo, Harsojo Soepodo, mengatakan dari total temuan kasus HIV/AIDS sepanjang tahun 2005-2014 sebanyak 1.417 kasus, usia di bawah 15 tahun yang terkena HIV/AIDS sebanyak 74 anak. Perinciannya, 25 anak terkena HIV dan 49 anak terkena AIDS.