Langganan

Harga Kedelai Impor di Sragen Naik Terus, Pedagang Tahu Sambat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 2 Februari 2021 - 15:56 WIB

ESPOS.ID - Seorang pedagang tahu masih menjajakan tahunya di los Pasar Bunder Sragen pada pukul 12.30 WIB, Selasa (2/2/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN — Para pedagang tahu di Pasar Bunder Sragen menjerit lantaran harga kedelai impor tembus di harga Rp9.600/kg, Senin (1/2/2021). Melihat trennya belakangan ini, harga kedelai impor bisa terus merangkak naik hingga Rp10.000/kg.

Dampak dari kenaikan harga kedelai impor ini, para pedagang tahu mulai mengurangi produksi hingga 50%. Dari biasanya enam sak kedelai menjadi tiga sak kedelai.

Advertisement

Di Pasar Bunder ada lebih dari 10 pedagang tahu. Salah satu pedagang tahu asal Teguhan, Kecamatan Sragen Wetan, Susi, 54, mengatakan harga kedelai impor sempat naik dan stabil di Rp9.400/kg. Kamudian Senin kemarin naik menjadi Rp9.600/kg. Untuk sementara ini, Susi masih menjual tahu dengan harga seperti biasa. Susi tak berani menaikan harga karena pembeli tidak mau beli.

Baca juga: ABG 12 Tahun di Sukodono Sragen Nikah Dini Ternyata Belum Lulus SMP, Suaminya?

“Sebenarnya mau dinaikan dari Rp3.500/plastik menjadi Rp4.000/plastik. Tetapi dengan harga Rp4.000/plastik itu banyak pelanggan yang tidak mau beli. Apalagi saat pandemi seperti ini. Sudah pengunjung pasar sepi ditambah harga kedelai naik lagi,” kata Susi kepada Esposin, Selasa (2/2/2021).

Dia terpaksa harus berburu kedelai dengan harga murah untuk bisa bertahan. Biasanya dalam sehari dia bisa menghabiskan enam sak atau sekitar tiga kuintal kedelai untuk membuat tahu. Dengan melonjaknya harga, ia mengurangi separuhnya. “Awalnya dari enam sak saya kurangi jadi empat sak. Sekarang menjadi tiga sak atau 1,5 kuintal,” kata Susi.

Advertisement

Pendapatan Susi otomatis juga turun. Sebelum adanya kenaikan harga kedelai pendapatannya bisa mencapai Rp6 juta-Rp7 juta per hari. Sekarang tinggal Rp2 juta-Rp3 juta. Dia mengatakan pendapatan itu hanya berputar karena beban tenaga, bahan bakar, dan seterusnya juga membutuhkan biaya tinggi.

Baca juga: ABG Umur 12 Tahun di Sragen Nikah, Komnas PA: Pengadilan Terlalu Mudah Terbitkan Dispensasi

Susi tidak tahu mengapa harga kedelai naik hampir setiap hari. Dia sebenarnya memilih kedelai lokal dengan harga yang lebih murah, tetapi barangnya tidak ada.

Stok Aman

Pemilik CV Karunia Jaya Sragen yang menjual kedelai, Fang Fang, mengatakan tidak ada kelangkaan stok kedelai. Kenaikan harga kedelai impor lebih karena harga dari importir sudah tinggi. Fang Fang mengaku memiliki stok 50 ton kedelai impor. Ia melayani pembeli eceran maupun partai besar.

“Hari ini [Selasa] naik Rp500/kg. Harganya dari Rp8.775/kg menjadi Rp9.275/kg. Ya, mungkin karena adanya Covid-19 sehingga barang yang dari luar negeri harus dikarantina dulu. Saya tidak tahu penyebab pastinya karena dari kulakannya harga sudah naik,” katanya.

Advertisement

Baca juga: Ganjar Luncurkan Jateng Di Rumah Saja, Wali Kota Rudy: "Tanggung, Enggak Setuju"

Sementara itu, Kasi Pengawasan Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Kunto Widyastuti, mengatakan harga kedelai di Sragen per Selasa di Pasar Bunder Rp9.300/kg. Tetapi di Gemolong mencapai Rp9.600/kg. Dia mengatakan harga kulakan di Solo senilai Rp9.400/kg. “Kami menunggu perintah dari pusat untuk tindak lanjut naiknya harga kedelai itu,” ujarnya.

Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif