by Danur Lambang Pristiandaru Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 3 Juli 2017 - 18:35 WIB
ESPOS.ID - Aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di selter PKL Jl. Mayor Sunaryo, Senin (3/7/2017). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)
Esposin, SOLO -- Para pedagang kaki lima (PKL) di selter PKL Jl. Mayor Sunaryo Solo sepakat memasang spanduk MMT yang mencantumkan daftar menu beserta harganya.
Hal itu merupakan langkah mereka untuk mempertegas citra Solo sebagai kota yang menawarkan kuliner dengan harga yang murah. Koordinator Paguyuban Pedagang Kreatif Lapangan Beteng Utara di Jl. Mayor Sunaryo, Siska Agus Andriyanto, mengatakan dalam waktu dekat ke-57 PKL yang tergabung dalam paguyuban tersebut akan memasang spanduk MMT di setiap lapak mereka.
“Beberapa sudah memesan [spanduk MMT] dan sebagian lagi sudah jadi. Dalam waktu dekat akan kami pasang di setiap selter,” kata dia saat berbincang dengan Esposin di lapaknya, Senin (3/7/2017).
Insiden harga nasi liwet yang kelewat mahal dan sempat menjadi viral di jagad maya dan menjadi perbincangan warganet beberapa waktu lalu sedikit banyak membuat pedagang khawatir. Mereka takut para wisatawan akan kabur karena telanjur mengecap Solo sebagai kota yang tidak ramah lagi untuk urusan perut.
“Padahal Solo terkenal dengan harga makanan yang sangat murah. Di lapak saya saja harga bakso masih Rp7.000/porsi. Saya naikkan menjadi Rp10.000/porsi saat libur Lebaran kemarin. Harga untuk tiap menu juga kami cantumkan di daftar menu. Pemasangan spanduk MMT yang mencamtumkan menu beserta harganya diharapkan mampu menangkis insiden seperti itu,” sambungnya.
Dia juga menambahkan harga makanan di selter PKL Jl. Mayor Sunaryo juga masih ramah di kantong. Kendati harganya murah, dia berani menjamin kebersihan dan rasa makanan yang dijajakan para PKL di selter PKL Jl. Mayor Sunaryo.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Solo, Subagiyo, mengapresiasi langkah PKL di selter Jl. Mayor sunaryo yang akan memasang spanduk MMT berisi daftar menu beserta harganya. “Boleh-boleh saja. Asal pemasangannya mendukung kebersihan, keindahan, ketertiban, dan kepastian harga yang mereka tawarkan. Lanjutkan itu,” kata dia kepada Esposin.
Dengan demikian, lanjut Subagiyo, para pengunjung akan mengetahui harga yang ditawarkan para PKL sebelum membeli makanan. “Yang penting produk yang mereka jual bisa dikatahui secara transparan. Ketika mereka menjual makanan tanpa diketahui harganya, orang akan bertanya-tanya, apakah di situ mahal atau enggak,” sambung dia.
Dia juga mengimbau para PKL di selter bikinan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo di tempat lain untuk melakukan hal serupa.