by Bayu Jatmiko Adi - Espos.id Solopos - Kamis, 9 Juli 2020 - 09:47 WIB
Esposin, BOYOLALI -- Kondisi Gunung Merapi yang menggembung membuat Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mempersiapkan evakuasi warga lereng Merapi.
Untuk mengantisipasi terjadinya musibah meletusnya Gunung Merapi, BPBD sudah mempersiapkan skenario penyelamatan warga. Salah satunya berkoordinasi dengan daerah tujuan pengungsian.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo, mengatakan untuk persiapan evakuasi pihaknya telah melakukan persiapan dan sosialisasi kepada warga lereng Merapi sejak tiga bulan lalu.
Panen Hadiah Simpedes BRI Klaten Digelar Virtual, Ini Pemenangnya
Panen Hadiah Simpedes BRI Klaten Digelar Virtual, Ini Pemenangnya
"Persiapan sudah kami lakukan sejak Merapi mengalami erupsi tiga kali berturut-turut kemarin [akhir Maret sampai awal April] ," kata dia kepada wartawan, Rabu (9/7/2020).
Dia menjelaskan saat ini desa-desa yang ada di lereng Gunung Merapi telah memiliki desa saudara atau desa keluarga yang nantinya menjadi tujuan pengungsian warga.
Minggu di Rumah Aja Lur, Car Free Sunday Wonogiri Belum Buka
Bambang menjelaskan jika harus ada evakuasi warga lereng Merapi, pihaknya sudah menyiapkan jalur evakuasi yang sudah disosialisasikan kepada warga setempat.
Nantinya warga akan ditempatkan ke tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) di daerah setempat. "Kalau memang erupsinya signifikan langsung kami bawa ke desa keluarga," lanjut dia.
10 Berita Terpopuler: Peringatan Tegas Kapolres Sragen hingga Merapi Menggembung
Berkaitan dengan masa pandemi Covid 19, nantinya proses evakuasi warga juga akan mempertimbangkan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Berdasarkan catatan BPBD, saat ini jumlah warga Desa Klakah lereng Merapi sekitar 2.973 jiwa. Untuk Desa Jrakah terdapat sekitar 4.430 jiwa, sedangkan Desa Tlogolele memiliki 2.786 penduduk.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di tengah kunjungannya ke Desa Tlogolele, mengatakan warga lereng Merapi relatif sudah siap. "Tinggal kami siapkan model siaganya seperti apa. Kalau dilihat secara mental, kebiasaan dan pengalaman, masyarakat lebih siap. Hal yang menarik desa ini punya desa saudara dalam penanganan bencana. Itu keren. Apalagi melibatkan dua kabupaten. Ini bisa dijadikan contoh nasional," kata dia, Rabu.