Langganan

Gondosini, Kebun Kopi Kuno Era Mangkunegaran di Wonogiri

by Chelin Indra Sushmita  - Espos.id Solopos  -  Jumat, 4 Februari 2022 - 14:58 WIB

ESPOS.ID - Bangunan sisa pabrik kopi di Desa Kasihan, Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. (Wonogirich.com)

Esposin, WONOGIRI — Sejarah kopi di Soloraya berawal dari kebun kuno di wilayah Gondosini, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kebun ini adalah tempat pembibitan kopi pada era kejayaan Kadipaten Mangkunegaran.

Dikutip dari laman resmi Puro Mangkunegaran, penanaman kopi dilakukan saat Pangeran Arya Gandakusuma menjabat sebagai patih di Kadipaten Mangkunegaran sekitar tahun 1814.

Advertisement

Setelah menduduki takhta dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV, perkebunan kopi itu diperluas. Perluasan dilakukan ke wilayah Honggobayan, Keduwang dan Karangpandan, di luar Kota Solo.

Baca juga: Ini Dia Wilayah Kekuasaan Pura Mangkunegaran Solo Zaman Dahulu

Hal ini dikarenakan beberapa tempat yang cocok untuk penanaman kopi masih berada di tangan para penyewa pengusaha Eropa. Maka untuk memperluas pembudidayaan kopi Mangkunegara IV melakukan alih fungsi hutan di wilayah Wonogiri.

Advertisement

Dikutip dari laman Wonogirich.com, Jumat (4/2/2022), kebun kopi Gondosini adalah pusat pembibitan utama yang dipilih Praja Mangkunegaran. Lokasinya di lereng Gunung Lawu dianggap cocok sebagai tempat pembibitan berbagai jenis kopi dengan komoditas utama berupa robusta dan liberia.

Kedua bibit kopi ini kemudian didistribusikan ke berbagai wilayah perkebunan kopi (bumi bakopen) milik Kadipaten Mangkunegaran. Selanjutnya, muncul desa-desa pengolah kopi yang disebut dengan istilah pakopen di Wonogiri yang menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Baca juga: Kebun Kopi Pertama di Soloraya Ada di Wonogiri

Advertisement

Pemilihan kopi sebagai tanaman perkebunan di Wonogiri dilakukan atas pengalaman Mangkunegra IV yang lebih dulu berhasil mengembangkan kopi di Baturetno. Keseriusan Mangkunegara IV dalam mengelola kopi dibuktikan dengan mendatangkan seorang administratur kopi dari Eropa bernama Rudolf Kampff.

Hal ini dimaksudkan untuk mengorganisir proses penanaman kopi dalam wilayah Kadipaten Mangkunegaran yang kebanyakan belum memahami standar pengolahan kopi secara baik.

Baca juga: Sejarah Solo: Bisnis Kopi Melesat di Era Kejayaan Mangkunegaran

Pada perkembangan selanjutnya, industri kopi berkembang di wilayah hampir seluruh wilayah Wonogiri. Mulai dari Nguntoronadi, Ngadirojo, Girimarto, Jatisrono, Slogohimo, Purwantoro.

Di beberapa daerah di Wonogiri, seperti Desa Kasihan, Kecamatan Ngadirojo, menjadi tempat pabrik kopi. Bangunan pabrik tersebut bahkan masih ada sampai saat ini di Desa Kasihan.

Advertisement
Chelin Indra Sushmita - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif