Langganan

Gayeng! 40 Pria Lintas Usia Adu Gaya dalam Fashion Show Batik di Keprabon Solo

by Candra Septian Bantara  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 2 Oktober 2024 - 23:33 WIB

ESPOS.ID - Sejumlah pria warga Keprabon, Banjarsari, Solo, menjadi peraga busana batik di acara fashion show batik pria yang diselenggarakan Sinergitas Kampung Wisata Kelurahan Keprabon Maju Bersama (Sintaboma) di Selasar Ngarsopuro, Solo, Rabu (2/10/2024) sore. (Espos/Candra Septian Bantara)

Esposin, SOLO -- Warga Keprabon, Solo, yang tergabung dalam Sinergitas Kampung Wisata Kelurahan Keprabon Maju Bersama (Sintaboma) punya cara unik untuk memperingati Hari Batik Nasional, Rabu (2/10/2024). Memanfaatkan area Selasar Ngarsopuro, mereka menggelar acara fashion show busana batik yang diikuti 40 pria lintas usia.

Pantuan Espos, peserta fashion show mengenakan kain batik dengan beragam gaya. Ada yang memfungsikan batik sebagai jarit dan dikombinasikan dengan jas, dasi kupu-kupu, dan belangkon. 

Advertisement

Kemudian ada peserta yang memakai kemeja batik dengan gaya kasual, gaya ala Jepang dengan model kimono, dan ada yang memakai kemeja batik sarimbitan dengan anaknya. Sebagian besar peserta juga memakai kacamata untuk menampakkan kesan lebih bergaya.

Para peserta yang didominasi bapak-bapak ini tampak percaya diri dan cukup lincah menguasai panggung catwalk di jalur pedestrian. Sambil berjalan ke kanan dan ke kiri secara bergantian, mereka juga sesekali unjuk gaya. Entah itu dengan melambaikan tangan, berpose, dan menyapa para penonton.

Advertisement

Para peserta yang didominasi bapak-bapak ini tampak percaya diri dan cukup lincah menguasai panggung catwalk di jalur pedestrian. Sambil berjalan ke kanan dan ke kiri secara bergantian, mereka juga sesekali unjuk gaya. Entah itu dengan melambaikan tangan, berpose, dan menyapa para penonton.

Penampilan mereka sukses menyedot atensi masyarakat, wisatawan dan para pengguna jalan yang melintas di Jl Diponegoro. Bahkan cukup banyak mereka yang menyempatkan berhenti untuk mendokumentasikan aksi para peserta. 

Acara ini juga dimeriahkan live musik jazz dengan bintang tamu Pung and Friends atau yang akrab disapa Jazz Triwindu dan Tari Gambyong Putri Solo yang ditampilkan penari dari Sanggar Tari Gendewo Pinentang. Hal itu membuat suasana acara sore yang mendung itu menjadi lebih meriah.

Advertisement

Dipilihnya lelaki dalam fashion show itu menurutnya adalah upaya untuk membuat acara lebih unik dan berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

“Sebelumnya itu yang fashion show adalah perempuan, namun apa salahnya jika dilakukan para pria, justru itu yang jadi poin unik dan menariknya. Apalagi ide ini juga banyak diusulkan oleh bapak-bapak di Keprabon dan warga lainnya pun menyambut baik,” kata dia saat diwawancarai Espos.

Catur menyebut ada 40 orang dengan rentang usia 6-60 tahun yang ikut menjadi peraga busana dalam acara tersebut. Sebelum tampil mereka juga telah diberi bekal berupa teknis-teknis fashion show.

Advertisement

Out of The Box

Dia melanjutkan pakaian atau kain batik yang dipakai para peraga atau model tersebut berasal dari 8-9 UMKM batik di lingkungan setempat. Tujuannya agar UMKM tersebut bisa lebih banyak dikenal masyarakat luas dan sebagai ajang mengapresiasi karya-karya mereka.

“Kami awalnya ingin membuat acara ini mirip Citayam Fashion Week, hanya saja dengan identitas yang berbeda. Sebab, kami juga berupaya menghidupkan UMKM lokal sekaligus melestarikan kain tradisional batik,” papar dia.

Catur mengatakan acara ini juga melibatkan banyak pihak, di antaranya Mataya Art and Heritage, Sanggar Tari Gendewo Pinentang, Pemerintah Kelurahan Keprabon, dan masih banyak lagi.

Advertisement

Sementara itu salah satu peserta fashion show, Aris Sucoro, 49, mengaku ikut acara tersebut karena ajakan teman-temannya di Pasar Triwindu. Namun begitu dia tidak merasa terbebani, justru senang dan bahagia karena dilakukan bersama-sama.

Aris menjelaskan untuk tampil dia dan teman-temannya berlatih tiap sore pukul 15.00 WIB atau di sela-sela waktu berjualan selama tiga hari. Materi latihannya pun beragam mulai dari formasi hingga teknik berjalan.

“Harapannya momen ini bisa menjadikan batik semakin lestari dan maju. Tidak ada lagi kejadian diakui oleh negara lainnya,” kata dia.

Terpisah, salah satu penonton yang juga Calon Wakil Wali Kota pada Pilkada Solo 2024, Bambang Nugroho (Bambang Gage), menilai fashion show kali ini terbilang out of the box. Bahwa mereka tidak perlu pakai panggung untuk menggelar sebuah acara keren.

"Ini menjadi acara yang keren bisa dilakukan semua orang, kapan pun, any time tanpa mempersiapkan modal besar [untuk panggung] tapi efeknya besar," kata dia saat ditemui wartawan di sela-sela acara.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif