by Farid Syafrodhi Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Selasa, 5 Maret 2013 - 09:09 WIB
SUKOHARJO — Gudang rotan yang rencananya dibangun di Desa Trangsan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, terancam tak terealisasi. Pasalnya hal itu disebabkan belum diajukannya proposal bantuan dari pihak kluster rotan di Trangsan ke pemerintah. Akibatnya, bantuan Rp200 juta yang seharusnya diberikan untuk membangun terminal tersebut belum bisa cair.
Kabag Perekonomian Setda Sukoharjo, Priyono, mengatakan bantuan untuk pembangunan terminal itu tak masuk dalam anggaran karena dari kluster atau kelompok perajin rotan di Trangsan belum mengajukan proposal. Seharusnya, kata dia, segala bentuk usulan bantuan terlebih dahulu ada proposalnya sehingga jelas penggunaannya. Karena itu, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) mencoret anggaran itu. “Tapi nanti akan ada pembahasan lagi dan Bupati juga sepakat untuk menindaklanjuti,” ujar Priyono.
Menurut Priyono, seharusnya kluster yang tergabung dalam koperasi rotan perlu mengajukan proposal, sehingga pengajuan bantuan Rp200 juta itu akan digunakan untuk biaya apa saja. “Meskipun sudah ada usulan, tapi juga perlu ada proposal. Dana besar tentu penggunaannya juga harus jelas,” paparnya.
Selain itu, sambungnya, pihak Bank Indonesia yang memfasilitasi pembentukan gudang rotan itu, bukan memberikan bantuan dalam bentuk uang, tapi memfasilitasi untuk perbaikan organisasi di koperasi. Perbaikan organisasi itu meliputi permodalan dan akuntabilitas koperasi. Mengenai lokasi pembangunan terminal, kata dia, juga harus diselesaikan dulu. Pasalnya gudang itu akan didirikan di bekas SD. “Meskipun hanya renovasi bangunan, tapi perizinannya harus jelas dulu,” imbuh Priyono.
Terpisah, Wakil Ketua Cluster Rotan Desa Trangsan, Suranji, mengakui bahwa ada miskomunikasi antara pihak kluster dengan pemerintah. Kendati demikian, pihaknya berharap agar bantuan tersebut masih tetap diberikan. Ia mengatakan antara pihak kluster dengan pemerintah juga terdapat miskomunikasi. Miskomunikasi yang dia maksud adalah perbedaan pandangan mengenai pembangunan gudang rotan.
Menurut Suranji, gudang rotan yang dimaksud tidak sepenuhnya dibangun dari awal, melainkan hanya renovasi dari bangunan yang sudah ada. “Selama ini rotan yang sudah ada dititipkan di rumah pengrajin rotan. Karena itu kami butuh gudang untuk menempatkan rotan itu,” ujar Suranji.