by Tri Rahayu Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Minggu, 9 Maret 2014 - 17:20 WIB
Esposin, SOLO—Festival Gethek Solo 2014 digelar Minggu (9/3/2014) di Sangkrah Pasar Kliwon Solo. Sebanyak 31 gethek unjuk gigi menaklukan Bengawan Solo dalam festival itu.
Kedalaman air yang mencapai 2,6 meter tak membikin gentar para warga sekitar bantaran yang melengkapi hiasan dekorasi 31 gethek bambu itu. Terik matahari yang menyengat kulit tak dihiraukan peserta.
Harumnya bau dupa menyeruak. Alunan musik barongsai pun bergema. Atraksi musik tradisional khas Tionghoa itu menjadi perhatian warga sebelum acara dibuka. Tumpeng hasil bumi, rangkaian daun muda kelapa (janur) di gethek milik pemkot tak luput dari perhatian warga.
Apalagi ogoh-ogoh Bisma dari Kelurahan Manahan, gethek semut raksasa dari warga Taprada Losari, gethek nganten tebu asal Karanganyar, dan gethek musik bambu dari kelompok kesenian Krido Budoyo. Setiap gethek memiliki daya tarik tersendiri yang menunjukkan ciri khas daerah setempat.
Tiga orang wisatawan asing pun terlihat sibuk mengabadikan momentum. Sepasang wisatawan asal Inggris berniat mengikuti perjalanan gethek dari Ngepung hingga Badran, Pucang Sawit. Namun, karena derasnya arus sungai, niat mereka pun diurungkan.
“Sebenarnya ada dua wisatawan asal Inggris yang ingin turut bergabung dalam perjalanan gethek. Namun, setelah menjajaki sebentar, mereka memutuskan untuk mengurungkan niatnya karena takut dengan arusnya. Ke depan kami ingin meningkatkan momentum ini menjadi objek wisata bagi para turis asing,” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Suzana, saat menyampaikan laporan kepada Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam kesempatan itu.