by Afifa Enggar Wulandari - Espos.id Solopos - Jumat, 18 Maret 2022 - 17:57 WIB
Esposin, SOLO -- Digitalisasi koleksi dokumen, buku, dan manuskrip di Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Solo menjadi program prioritas Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang telah dinobatkan menjadi KGPAA Mangkunagoro X.
Program digitalisasi diharapkan mampu menjangkau seluruh koleksi pura, meliputi manuskrip, arsip, buku, foto, bahkan tarian dan adat khas Mangkunegaran. Pengelola Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Solo, Darweni, kepada Esposin, Jumat (18/2/2022), menyatakan dukungannya atas rencana program digitalisasi dokumen yang akan dicapai Bhre untuk Pura Mangkunegaran.
Reksa Pustaka akan mendukung program dengan menyediakan tenaga alih media (digitalisasi). "Kami siap untuk melaksanakan tugas itu karena ya memang kami bertugas mengabdi untuk ilmu pengetahuan di sini. Sementara ini kami tetap mengerjakan [digitalisasi] namun hanya terbatas, sedikit," kata Darweni.
Baca Juga: Jadi Pemimpin Pura Mangkunegaran, Ini Program Prioritas Bhre
Baca Juga: Jadi Pemimpin Pura Mangkunegaran, Ini Program Prioritas Bhre
Proses digitalisasi dokumen di Reksa Pustaka yang menjadi program prioritas Bhre saat ini sudah berjalan namun sangat lambat. Dari sekitar 700-an judul manuskrip kuno yang menjadi koleksi Pura Mangkunegaran, baru sekitar 100 judul yang telah dialihmediakan.
Sedangkan dari total 11.000 judul buku koleksi Pura Mangkunegaran, baru 100-an judul juga yang berhasil dialihmediakan. Sumber pendanaan menjadi kendala dalam alih media yang membutuhkan alat dan sumber daya manusia yang terlatih.
Tak hanya buku dan manuskrip, koleksi arsip tekstual itu yang didigitalisasi juga masih sedikit, mulai dari Mangkunagoro (MN) IV dan MN V. Padahal koleksi arsip paling banyak justru MN VII kemudian VIII.
Sebelumnya, dalam wawancara eksklusif bersama Esposin, Selasa (15/3/2022) malam, Bhre mengatakan digitalisasi Reksa Pustaka menjadi program prioritasnya untuk upaya preventif bila sewaktu-waktu terjadi hal yang mengancam keselamatan manuskrip.
Darweni mengamini digitalisasi turut memudahkan pemustaka dalam pencarian informasi yang mereka butuhkan. Seluruh jenis dokumen harus didigitalisasi. "Yang perlu dialihmedia sebetulnya semua koleksi ke depan harus didigitalkan untuk mempermudah pemustaka dalam mendapat informasi di sini," imbuhnya.
Baca Juga: Ribuan Koleksi Buku Perpustakaan Mangkunegaran Solo Dipindah, Ada Apa?
"Kemarin kan ada salah satu pegawai yang wafat, jadi hasil digitalisasinya menurun. Sebelumnya bisa 100 hingga 200 halaman," kata Bayun pada Esposin, Jumat. Alih media dipriortiaskan pada naskah manuskrip yang telah mengalami kerusakan.
Baca Juga: Hanebu Sauyun Berdayakan Pura Mangkunegaran sebagai Pusat Kebudayaan
Guna menjaga kualitas manuskrip, pemustaka hanya bisa mengakses dokumen langsung di Reksa Pustaka. Pengunjung tidak hanya dari pemustaka, namun juga wisatawan yang berkunjung ke Pura Mangkunegaran.
"Integrasi kemarin Perpus Solo sudah minta deskripsi, baru katalognya. Tapi isi manuskrip kita mencegah supaya pengunjung bisa langsung ke Mangkunegaran agar bisa berpartisipasi, menambah pemasukan juga," kata Bayun.