Langganan

CFD Juanda Diusulkan Direvisi - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Taufiq Sidik Prakoso Jibi Solopos  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 6 Maret 2013 - 15:30 WIB

ESPOS.ID - Warga beraktifitas saat car free day (CFD) di Jl Juanda, Jebres, Solo, Minggu (23/10/2013). (Dok/JIBI/SOLOPOS)


Warga beraktifitas saat car free day (CFD) di Jl Juanda, Jebres, Solo, Minggu (23/10/2012). (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Gelaran car free day (CFD) di Jl Ir Juanda, Jebres, Solo diusulkan direvisi. Hal ini lantaran CFD Juanda tak efektif.

Advertisement

Pernyataan itu dilontarkan Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, Rabu (6/3/2013), di gedung dewan.

"Perlu ada kajian soal perluasan area CFD yang dilakukan di Jl Ir Juanda soal efektivitasnya. Jangan hanya mengejar branding," ungkapnya.

Dia menilai penutupan ruas jalan di Jl Ir Juanda untuk aktivitas CFD dinilai merugikan. Hal ini lantaran banyak akses jalan yang harus dialihkan sementara kondisi CFD di wilayah itu cenderung sepi peminat.

"Itu tidak bisa jadi kawasan CFD terbaik. Harus ditinjau ulang," katanya.
Lantaran hal tersebut, Supriyanto menilai pelaksanaan CFD Juanda gagal.”Kalau perlu ya dicabut saja. Sambil menunggu kajian pelaksanaan yang sama untuk daerah lain. Semestinya perencanaan dan titik CFD itu dipikirkan sebaik mungkin. Agar kondisinya tak seperti di Juanda itu," urainya.
Advertisement

Di sisi lain, Supriyanto mengungkapkan semangat awal pelaksanaan CFD yakni untuk mengurangi emisi gas buang. Namun, hingga kini efektivitas pengurangan tersebut belum disampaikan secara detail. "CFD di Jl Slamet Riyadi itu juga harus ditinjau sejauh mana pengurangan emisi gas buang. Apakah ada penurunan? Sejak dicanangkan hingga kini detail pengurangan itu belum disampaikan ke DPRD," papar dia.

Sementara itu, Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, membantah jika CFD Juanda tak efektif. "Sampai sekarang masih hidup. Masyarakat juga ikut mengisi lewat berbagai kegiatan di sana," urainya.

Sukasno mengakui terdapat kendaraan bermotor yang melintas sebelum jam bebas kendaraan bermotor berakhir. Hal ini lantaran CFD Juanda minim petugas.

Advertisement

Sukasno menegaskan semestinya tingkat keramaian CFD jangan dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan itu. Dijelaskannya, semangat utama CFD guna mengurangi emisi gas buang. "Tidak pas kalau dilihat dari tingkat keramaiannya. Target utama kan mengurangi emisi gas buang, target itu saya rasa sudah berhasil," kata dia.

Advertisement
Tutut Indrawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif