Langganan

Cek Sumur Kuno di Mranggen, Disbudporapar Klaten Ingin Ada Kajian Lebih Lanjut - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Taufiq Sidik Prakoso  - Espos.id Solopos  -  Selasa, 3 Januari 2023 - 17:14 WIB

ESPOS.ID - Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho (kedua dari kiri), bersama warga dan Kabid serta staf dinas mengecek struktur bangunan diduga sumur kuno di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Selasa (3/1/2023). (Istimewa/dokumentasi Disbudporapar Klaten)

Esposin, KLATEN -- Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten mendatangi lokasi penemuan struktur bangunan yang diduga bekas sumur kuno di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Disbudporapar segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) agar bisa dilakukan penelitian lebih lanjut.

“Memang benar, hari ini tadi kami ke lokasi terkait penemuan sumur kuno yang diduga cagar budaya di Desa Mranggen. Kami akan koordinasikan dengan BPCB [kini bernama BPK] agar ada kajian. Tentu kami akan buatkan surat resmi dan kirimkan ke sana,” kata Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho, saat dihubungi Esposin, Selasa (3/1/2023).

Advertisement

Nugroho mengatakan struktur bangunan yang diduga sumur kuno itu ditemukan seorang warga yang mencangkul tanah guna pembuatan batu bata. Dia berharap dari pemilik tanah bisa mendukung upaya pengamanan objek diduga cagar budaya itu.

Humas Komunitas Penggiat Cagar Budaya (KPCB) Klaten, Hari Wahyudi, mengatakan temuan struktur bangunan yang diduga sumur kuno itu semakin menguatkan jika di kawasan Mranggen pernah ada permukiman di era Mataram Kuno. Sebelumnya, warga menemukan beberapa benda yang merupakan objek diduga cagar budaya (ODCB) seperti guci, gerabah, mata uang kuno, dan lain-lain yang masih berada di satu area.

Dari toponimi kampung yakni Kropakan, Hari meyakini ada keterkaitan dengan sejarah masa lalu wilayah tersebut. Kropak atau keropak memiliki arti daun lontar bertulis.

Advertisement

Pada masa lalu, daun lontar digunakan sebagai media menulis surat atau naskah. Pada masa lalu kawasan itu diyakni merupakan permukiman dan menjadi daerah memproduksi keropak guna keperluan kerajaan di era Mataram Kuno.

Sebelumnya, warga Desa Mranggen menemukan struktur bangunan saat mencangkul tanah pada kedalaman sekitar 2,5 meter pekan lalu. Saat menggali tanah untuk keperluan pembuatan batu bata, warga tersebut menemukan susunan batu bata merah yang tersusun rapi dan berbentuk melingkar.

Ketebalan satu batu bata sekitar 10 sentimeter dan disusun melingkar. Antar batu bata dilekatkan dengan teknik kosot atau tanpa spasi.

Advertisement

Diameter sumur 118 sentimeter dengan dinding pada bagian bibir sumur sekitar 30 sentimeter. Saat ditemukan, seluruh bagian sumur termasuk bagian tengah terkubur tanah.

Bagian tengah sumur baru digali sekitar 40 sentimeter dari bibir sumur sehingga belum diketahui pasti kedalaman struktur bangunan yang diduga sumur itu.

Advertisement
Ponco Suseno - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif