Langganan

Burung Emprit Serbu Padi Jelang Panen di Ngadirojo Wonogiri

by Luthfi Shobri Marzuqi  - Espos.id Solopos  -  Rabu, 19 Januari 2022 - 06:36 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Esposin, WONOGIRI—Petani di Kabupaten Wonogiri saat ini sedang menyambut musim panen padi. Para petani harus menjaga tanaman padi mereka dari serbuan burung pipit atau emprit yang pada tahun ini jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Salah satu petani di Desa Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Azis Sukamto, 60, mengatakan harus menjaga sawahnya seluas 5.000 meter persegi agar burung pipit menjauh dari tanaman padinya yang direncanakan panen 20 hari lagi. Azis biasanya menjaga sawah bersama putrinya.

Advertisement

Untuk mengusir emprit, Azis membawa kaleng kosong dan sebilah kayu untuk membunyikan suara dari kaleng. Sedangkan putrinya memegang tongkat yang ujungnya ditempeli plastik kresek.

Baca Juga: Emprit menyerang, wereng ancam 1.042 ha di Selogiri

Pada masa tanam ini, menurut Azis, burung pipit merah atau pipit benggala dan pipit biasa paling banyak daripada tahun sebelumnya. "Saya enggak tahu asalnya dari mana jumlah burung pipitnya tidak seperti biasa. Tahun-tahun sebelumnya lebih sedikit," ucap Azis ketika ditemui di sawahnya, Selasa (18/1/2022).

Advertisement

Ia menambahkan menjelang masa panen atau sejak awal Januari 2022, setengah petak sawahnya terancam gagal panen. "Nanti baru ketahuan jumlah kerugian dari gagal panennya berapa setelah dihitung total berat karung yang berisi hasil panen," imbuh Azis.

Hal yang sama terjadi pada Sudarno, 50. Ia duduk di pinggir sawah garapannya sembari mengawasi serbuan burung emprit. Bedanya, pria yang akrab disapa Darno itu menyilangkan benang pada antarsudut lahan sawahnya yang akan dipanen sekitar 20 hari lagi.

Baca Juga: Beras Organik Wonogiri Diekspor ke Lima Negara

Advertisement

Sama seperti Azis, Darno harus menunggu seharian di sawah, mulai dari pagi sampai sore sekitar pukul 17.00 WIB. "Soalnya setelah jam lima sore itu, biasanya burung pipit sudah tidak mau mendatangi tanaman padi lagi," imbuh Darno.

Azis, Darno, dan petani-petani lain di area persawahan Desa Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, melakukan hal itu setiap hari. Mereka menjaga sawah, mengusir burung pipit yang dianggap sebagai penyebab gagal panen padi.

Hasil panen padi tersebut utamanya dikonsumsi sendiri. Namun jika terdesak untuk keperluan lain, tak jarang mereka menjual hasil panen.

 

Advertisement
Haryono Wahyudiyanto - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif