Langganan

Buntut Aksi Bela Palestina: Polisi Masih Lengkapi Bukti, Bakal Ada Pemanggilan Tambahan - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Ichsan Kholif Rahman  - Espos.id Solopos  -  Senin, 31 Mei 2021 - 17:14 WIB

ESPOS.ID - Massa melakukan aksi solidaritas atau dukungan terhadap Palestina di Kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi, Solo, Jumat (21/5/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Esposin, SOLO — Satreskrim Polresta Solo belum memanggil koordinator lapangan dan orator terkait kerumunan dan ujaran provokatif dalam aksi bela Palestina pekan lalu. Kepolisian masih mendalami alat bukti karena dimungkinkan ada peserta lain yang dipanggil.

Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, melalui Kasatreskrim, AKP Djohan Andika, mengatakan pihaknya masih mendalami dan menyelidiki kasus itu. Tidak menutup kemungkinan ada pemanggilan tambahan selain koordinator lapangan dan orator yang direncanakan digelar pekan ini.

Advertisement

“Masih penyelidikan, pekan ini kami fokuskan pada pemanggilan. Surat pemanggilan segera kami kirimkan kepada dua orang itu. Waktu pemanggilan menyusul,” papar dia kepada wartawan, Senin (31/5/2021).

Sementara itu, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, menyebut ada dua poin utama pemanggilan korlap dan orator aksi itu.

Pertama terkait pelanggaran protokol kesehatan kerumunan. Kedua terkait adanya materi orasi yang keluar dari tema dan justru menyerang pribadi petugas.

Advertisement

Sebelumnya, Kapolresta menyampaikan dalam pembubaran aksi massa, Himpunan Masyarakat Solo (Hamas) itu telah memberitahu ke kepolisian terkait kegiatan tersebut. Namun, pemberitahuan aksi tidak sesuai regulasi. Seharusnya, aksi yang akan dilakukan pemberitahuan H-3.

“Pemberitahuan satu atau dua hari sebelumnya. Pihak Polri masih memberi kebijakan, koordinasi kami lakukan. Korlap diminta massa aksi menaati protokol kesehatan,” papar dia.

Menurutnya, dalam pemberitahuan aksi, korlap menyampaikan aksi hanya diikuti 80 orang. Namun, kenyataannya peserta aksi hampir 600 orang. Dilihat dari protokol kesehatan, hal itu sangat rawan karena kerumunan dan tidak menjaga jarak. Beberapa kali petugas mengimbau untuk protokol kesehatan. Bahkan, petugas ada yang diancam saat mengimbau massa.

Advertisement
Advertisement
Kaled Hasby Ashshidiqy - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif