by Guruh Cahyono Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Jumat, 15 November 2013 - 01:05 WIB
Namun bungker tersebut kemudian dibongkar pada masa kepemimpinan Mangkunegara VIII.
Hal ini diungkapkan oleh Pangageng Mandrapura, Supriyanto, saat ditemui Espos di ruang kerjanya, Kamis (14/11/2013).
Supriyanto menambahkan, keberadaan bungker tersebut kini sudah tidak berbekas lagi. “Memang dulu pernah ada bungker yang letaknya disebelah timur dan barat Pura Mangkunegaran. Bahkan yang di barat saat ini sudah menjadi lapangan tenis,“ ungkapnya.
Supriyanto menjelaskan, bungker tersebut dibuat atas prakarsa Mangkunegara VII. Bungker dibuat untuk menjadi tempat perlindungan saat terjadi pertempuran dengan penjajah.
Pada 1984, di masa kepemimpinan Mangkunegara VIII, bungker tersebut kemudian dibongkar karena sudah tidak terpakai.
“Atas berbagai pertimbangan pada saat itu, bungker yang sudah tidak terpakai dibongkar. Sebelum dibongkar, bungker tersebut beralih fungsi menjadi tempat sampah. Selain itu, keberadaan bungker dianggap membahayakan bagi anak-anak yang sering bermain di sekitar bungker,“ paparnya.
Saat ditanya mengenai kaitan bungker milik Pura Mangkunegaran dengan bungker yang ditemukan di balai kota, Supriyanto mengatakan tidak ada hubungannya.
Supriyanto mengatakan, bungker di balaikota merupakan buatan Belanda, sedang bungker milik Pura Mangkunegaran, murni prakarsa dari Mangkunegara VII.
Supriyanto menuturkan, Mangkunegara VII merupakan seorang ahli strategi perang dan memiliki pengetahuan mengenai siasat perang modern.
“Sesuai catatan sejarah, Mangkunegara VII merupakan penyempurna dari Mangkunegara sebelumnya. Beliau memiliki wawasan mengenai ilmu militer modern pada zamannya. Maka tak heran, di tempat ini dulu memiliki bungker juga,“ tuturnya.