Langganan

Berhubungan dengan Perabot Dapur, Begini Asal-usul Nama Daerah Cepogo Boyolali - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia | Espos.id

by Nimatul Faizah  - Espos.id Solopos  -  Sabtu, 6 Juli 2024 - 06:00 WIB

ESPOS.ID - Tugu Cepogo di depan Rest Area Alun-alun Pancasila Cepogo, Boyolali, Jumat (5/7/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Esposin, BOYOLALI -- Berlokasi di sebelah barat Kecamatan Boyolali dan sebelah timur Kecamatan Selo, Cepogo menjadi salah satu daerah yang ramai dan kaya akan hasil bumi di Kabupaten Boyolali.

Mungkin banyak yang bertanya bagaimana daerah itu bisa dinamai Cepogo, bagaimana asal-usulnya, dan sebagainya. Berdasarkan informasi yang diperoleh Esposin, asal-usul penamaan wilayah Cepogo cukup unik. Konon, nama Cepogo berhubungan dengan perabot dapur berupa tempat penyimpanan laci dan alat dapur.

Advertisement

Camat Cepogo, Dwi Sundarto, menyampaikan berdasarkan penuturan turun temurun, nama Cepogo berasal dari kata dalam bahasa Jawa “pogo” atau rak yang berada di dapur atau pawon. Pogo digunakan sebagai tempat menyimpan perlengkapan dapur termasuk hasil bumi seperti empon-empon, kopi, beras, dan jagung.

Diketahui, pogo biasanya ditempatkan di atas luweng atau tungku. Hal itu agar apa pun yang disimpan di pogo menjadi awet, tahan lama, tidak cepat menjamur atau bertunas, dan mudah ditemukan.

Advertisement

Diketahui, pogo biasanya ditempatkan di atas luweng atau tungku. Hal itu agar apa pun yang disimpan di pogo menjadi awet, tahan lama, tidak cepat menjamur atau bertunas, dan mudah ditemukan.

“Kata ce di depan kata pogo diyakini dari akhiran tje pada kata het laatje, kata dalam bahasa Belanda yang masuk ke telinga orang Indonesia dibacanya menjadi laci,” kata Dwi saat dijumpai Esposin di kantornya, Jumat (5/7/2024).

Seiring waktu berjalan, edaan tje pada kata Tjepogo berubah menjadi Cepogo. Ia tak tahu pasti mengapa nama kecamatan yang ia pimpin dinamakan Cepogo. Namun, Dwi mengatakan dulunya pusat pemerintahan kecamatan ada di dekat pasar sayur Desa Cepogo.

Advertisement

Ia mengatakan Kecamatan Cepogo saat ini memiliki 15 desa dan 406 RT. Sebanyak 15 desa tersebut antara lain Sukabumi, Gedangan, Bakulan, Cabeankunti, Candigatak, Cepogo, Gubug, Genting, Jombong, Jelok, Mliwis, Paras, Kembangkuning, Sumbung, dan Wonodoyo.

Berdasarkan data Kabupaten Boyolali dalam Angka 2024 terbitan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kecamatan Cepogo tercatat sebanyak 60.509 jiwa. “Mayoritas warga adalah petani, kalau saat ini lagi musim tembakau. Ada juga yang bertani sambil beternak,” kata dia.

Sementara itu, warga Candigatak, Cepogo, Sulastri, 49, mengaku tak paham betul asal usul nama Cepogo. Namun, ia tahu apa itu pogo karena dulu sempat memakai pogo untuk menyimpan barang-barang alat masak dan berbagai hasil panen.

Advertisement

Akan tetapi, ia mengatakan rumah-rumah di wilayahnya saat ini sudah jarang memiliki pogo karena sudah tidak memasak di atas tungku dan beralih ke kompor gas. Lastri mengatakan biasanya pogo yang terbuat dari bambu disusun datar tepat di atas pawon atau tungku sehingga asap dari perapian langsung naik ke atas dan menghangatkan barang-barang di sana.

“Dulu saya pakai pogo untuk menyimpan jagung dan kayu bakar. Nah, kayu bakar ditaruh di atas biar kering. Jagung ditaruh di sana biar awet dan bisa dijadikan bibit. Sekarang sudah jarang yang menyimpan bibit jagung, biasanya langsung beli. Misal habis panen juga langsung dijual,” kata dia.

Advertisement
Suharsih - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif