by Ayu Abriani Jibi Solopos - Espos.id Solopos - Senin, 27 Oktober 2014 - 05:40 WIB
Sesuai informasi yang kami peroleh dari BMKG [Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika], musim hujan periode 2014-2015 diperkirakan terjadi pada pertengahan November 2014 hingga Mei 2015. Perkiraan puncak musim hujan pada pertengahan Desember 2014 hingga April 2015,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Klaten, Sri Winoto, kepada wartawan, Jumat (24/10/2014).
Terkait hal itu, pihaknya melakukan survei dan pemetaan wilayah di Klaten yang rawan banjir, longsor, dan angin ribut. Di dalam pemetaan itu, BPBD bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah desa, sukarelawan, SAR, dan dinas terkait.
“Bencana banjir merupakan ancaman terbesar terutama di sekitar aliran Sungai Dengkeng. Ancaman banjir disebabkan beberapa hal. Seperti banyaknya tanggul sungai yang kritis karena beberapa titiknya longsor. Juga endapan material sisa erupsi Merapi dan abu vulkanik Gunung Kelud yang menumpuk di sungai sehingga menambah potensi banjir,” tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, bertambahnya jumlah penduduk dan minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan juga menjadi salah satu penyebab meluapnya Sungai Dengkeng.
Beberapa upaya perbaikan tanggul yang kritis dilakukan BPBD Klaten seperti pemasangan bronjong kawat di beberapa titik yang rawan longsor.
Pemasangan bronjong itu diantaranya di tanggul Sungai Dengkeng di Desa Japanan dan Kragilan.
BPBD juga memasang tiga kamera CCTV untuk memantau debit air di beberapa titik sungai yang rawan banjir. Satu CCTV dipasang di pertemuan Sungai Woro dan Sungai Watu Talang di Dusun Sambungrejo, Desa Balerante, untuk memantau lahar hujan. Selain itu, CCTV juga dipasang di Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno; dan di Bendung Talang, Desa Talang, Kecamatan Bayat.
“CCTV yang dipasang akan dikontrol dari ruang Pusdalops [Pusat Pengendalian dan Operasi] BPBD Klaten yang bisa dipantau masyarakat. Pantauan itu bisa melalui website BPBD. Kami harap upaya ini bisa menekan jumlah korban yang terdampak banjir,” imbuh Sri Winoto.